Judul Asli : THE HISTORY KEEPERS – THE STORM BEGINS
[
book 1 of THE HISTORY KEEPERS Series ]
Copyright © by Damian
Dibben, 2011
Artwork © by Steve Stone
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Ambhita Dhyaningrum
Editor : Esti Budihabsari
Proofreader : Kamus Tamar
Cetakan I : Agustus 2015 ;
392 hlm ; ISBN 978-979-433-841-4
Rate
: 3 of 5
“Kalau kau ikut denganku, kau akan tahu ! Ini masalah hidup dan mati, kau paham ? Hidup dan mati. Kau boleh pergi kapan saja kau mau, tapi kujamin, itu hal terakhir yang ingin kau lakukan.”
Jake
Archie Djones, remaja berusia 14 tahun, mendapati dirinya harus segera
mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Disergap, dibawa dengan paksa oleh
dua pria tak dikenal tatkala sepulang sekolah. Ia dibawa memasuki ruang rahasia
di bawah Monumen Kebakaran Besar di London, dengan hanya berbekal sekilas
berita, bahwa ia ‘diculik’ demi keselamatan dan keamanan, terutama karena
keberadaan kedua orang tuanya tidak bisa dipastikan. Sembari menunggu
kedatangan bibinya, yang akan memberikan penjelasan lebih lengkap, Jake
mendapati sekelompok manusia yang melakukan kegiatan aneh, unik sekaligus
menggugah rasa penasaran.
Kelompok
yang merupakan bagian dari History Keepers – agen Penjaga Sejarah, merupakan
organisasi rahasia yang menjelajah lintas waktu untuk menjaga kestabilan dan
keamanan sejarah dari pihak-pihak yang melakukan hal sebaliknya demi
kepentingan masing-masing. Jake yang semenjak kecil gemar dengan sejarah masa
lalu, mendapati hal tersebut nyaris tak mampu ia percayai, terutama berita
bahwa ayah dan ibunya adalah agen penting yang sedang menjalankan misi khusus,
sebelum mereka lenyap tanpa jejak. Belum sempat ia meredakan ‘shock’ akibat
berita itu, fakta bahwa kematian tragis kakaknya Philip yang berusia 15 tahun,
3 tahun silam akibat kecelakaan saat mendaki, ternyata berhubungan dengan agen
ini.
Philip
Leandro Djones, mengikuti jejak ayah dan ibunya, Alan dan Miriam, merupakan
agen tangguh dan sedang menjalankan misi di Wina tahun 1689, melacak jejak
musuh besar History Keepers, Pangeran Xander Zeldt yang kala itu diduga sedang
mempersiapkan pembunuhan tiga orang kepala negara. Zeldt lenyap tanpa jejak,
demikian pula Philip, dan semenjak itu pula Alan dan Miriam yang pensiun untuk
mengurus kehidupan ‘normal’ mereka, kembali sebagai agen untuk mengungkap
misteri lenyapnya putra sulung mereka, dan menutup kebenaran yang menakutkan
dari Jake. Kini, mereka berdua lenyap tanpa jejak, hanya sedikit petunjuk yang
merujuk pada keterkaitan dengan Zeldt.
Sebuah
misi penyelidik dibentuk untuk menemukan Alan dan Miriam, namun mereka menolak
keterlibatan Jake secara langsung karena ia sama sekali tidak memiliki
pengalaman atau pengetahuan tentang bekerja sebagai agen History Keepers. Jake
mendapati dirinya terombang-ambing pada amarah akibat kebohongan orang tuanya
selama ini, dan keinginan untuk terjun langsung untuk menemukan mereka. Apalagi
Rose, bibinya yang turut menyimpan rahasia keluarga selama ini, juga tak mampu
memberikan jawaban yang diinginkan oleh Jake. Apakah kakaknya serta kedua orang
tuanya masih hidup dan selamat, di bagian sejarah dunia lain ?
“Kami menyelamatkan sejarah. Kami mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan sejarah. Karena Sejarah selalu berkembang. Sejarah bukanlah garis lurus, melainkan struktur rumit yang selalu berubah. Karena Sejarah tidak pernah selesai, ada pihak-pihak yang selalu berusaha untuk mengubahnya, mengubahnya menjadi buruk. Yang kami lakukan adalah berusaha sekuat tenaga untuk menjaga dan mengamankan seluruh sejarah.” [ p. 94 ]
Dari
abad ke-21 di London, Inggris, Jake Djones ‘menyeberangi’ sejarah menuju
Normandia, Prancis pada tahun 1820 dimana Point Zero – markas besar History
Keepers berada selama ini, hingga ia memutuskan untuk ‘menyelinap’ mengikuti
tim khusus yang menuju Venesia pada tanggal 15 Juli 1506, untuk mencari tahu
keberadaan Alan dan Miriam Djones. Tanpa menyadari bahaya yang mengintai
dirinya, Jake segera terlibat dalam aksi perburuan sekaligus menjadi buronan
musuh yang memiliki antek-antek seantero wilayah yang mereka datangi. Mampukah
Jake yang sama sekali tak memiliki kemampuan atau pengetahuan sebagai agen
Penjaga Sejarah, menuntaskan misi pertamanya sekaligus menemukan jawaban
dibalik selubung misteri lenyapnya anggota keluarganya ?
Mmmm...kisah
ini bisa dikatakan mengandung unsur-unsur yang (seharusnya) menarik, perpaduan
antara fantasi dan sejarah. Entah mengapa tidak ada kesan khusus yang melekat
di benakku usai menuntaskan bacaan ini. Bisa jadi karena baik tema maupun
konflik yang terjadi bukanlah hal baru bagi diriku, bahkan bisa kusebutkan
beberapa judul buku yang sejenis namun lebih menarik, matang dalam pengembangan
karakter maupun plot cerita, dan tentu saja memiliki ciri khas khusus yang tak
mudah dilupakan. Bukan berarti kisah ini jelek, hanya saja termasuk kategori
‘average alias biasa-biasa saja’ – nothing extra nor special about it.
Masuknya
teori ala sci-fi tentang atomium yang merupakan bahan dasar sarana perpindahan
waktu, dijelaskan dalam dialog yang agak membuatnya mengantuk alih-alih
tertarik. Karakter utama Jake Djones sendiri berkesan lumayan ‘childish’ – bisa
jadi karena usianya masih 14 tahun. Again, diriku mau tidak mau membandingkan
dengan genre sci-fi tema time traveller lainnya, seperti Gideon Trilogy karya Linda
Buckley-Archer (brillian stories) hingga Time Riders karya Alex Scarrow. Atau
yang lumayan banyak bumbu romancenya (sebagaimana kisah ini tampak condong ke
arah demikian), bisa disandingkan dengan The Ruby Red Trilogy karya Kerstin
Gier dan Stravaganza Series karya Mary Hoffman.
Yang
kurasakan sangat menarik justru karakter antagonis sepanjang kisah ini, tentang
sosok Pangeran Xander Zeldt yang disebut telah hidup melebihi batas waktu
manusia normal, bagaimana ia bisa lolos berulang kali dari upaya pembunuhan
yang dilakukan oleh musuh-musuh termasuk anggota keluarganya sendiri, serta
hubungannya dengan Topaz St. Honoré – salah satu tokoh protagonis yang juga
memiliki latar belakang misterius. Dan jangan lupakan Mina Schlitz – pembunuh keji
berdarah dingin yang memiliki wujud layaknya gadis remaja. Agaknya diriku lebih
tertarik unsur kelam alih-alih chessy romance walau dibalut dengan aksi
petualangan yang lumayan. Well, kita lihat saja kelanjutan kisah ini, apakah
layak untuk mendapat bintang lebih ...
[
more about the author & related works, just check at here : Damian Dibben | on Goodreads | on IMDb | at Twitter | at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/