Translate

Tuesday, October 20, 2015

Books "THE STORM BEGINS"

Judul Asli : THE HISTORY KEEPERS – THE STORM BEGINS
[ book 1 of THE HISTORY KEEPERS Series ]
Copyright © by Damian Dibben, 2011
Artwork © by Steve Stone
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Ambhita Dhyaningrum
Editor : Esti Budihabsari
Proofreader : Kamus Tamar
Cetakan I : Agustus 2015 ; 392 hlm ; ISBN 978-979-433-841-4
Rate : 3 of 5
“Kalau kau ikut denganku, kau akan tahu ! Ini masalah hidup dan mati, kau paham ? Hidup dan mati. Kau boleh pergi kapan saja kau mau, tapi kujamin, itu hal terakhir yang ingin kau lakukan.”
Jake Archie Djones, remaja berusia 14 tahun, mendapati dirinya harus segera mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Disergap, dibawa dengan paksa oleh dua pria tak dikenal tatkala sepulang sekolah. Ia dibawa memasuki ruang rahasia di bawah Monumen Kebakaran Besar di London, dengan hanya berbekal sekilas berita, bahwa ia ‘diculik’ demi keselamatan dan keamanan, terutama karena keberadaan kedua orang tuanya tidak bisa dipastikan. Sembari menunggu kedatangan bibinya, yang akan memberikan penjelasan lebih lengkap, Jake mendapati sekelompok manusia yang melakukan kegiatan aneh, unik sekaligus menggugah rasa penasaran.


Kelompok yang merupakan bagian dari History Keepers – agen Penjaga Sejarah, merupakan organisasi rahasia yang menjelajah lintas waktu untuk menjaga kestabilan dan keamanan sejarah dari pihak-pihak yang melakukan hal sebaliknya demi kepentingan masing-masing. Jake yang semenjak kecil gemar dengan sejarah masa lalu, mendapati hal tersebut nyaris tak mampu ia percayai, terutama berita bahwa ayah dan ibunya adalah agen penting yang sedang menjalankan misi khusus, sebelum mereka lenyap tanpa jejak. Belum sempat ia meredakan ‘shock’ akibat berita itu, fakta bahwa kematian tragis kakaknya Philip yang berusia 15 tahun, 3 tahun silam akibat kecelakaan saat mendaki, ternyata berhubungan dengan agen ini.

Philip Leandro Djones, mengikuti jejak ayah dan ibunya, Alan dan Miriam, merupakan agen tangguh dan sedang menjalankan misi di Wina tahun 1689, melacak jejak musuh besar History Keepers, Pangeran Xander Zeldt yang kala itu diduga sedang mempersiapkan pembunuhan tiga orang kepala negara. Zeldt lenyap tanpa jejak, demikian pula Philip, dan semenjak itu pula Alan dan Miriam yang pensiun untuk mengurus kehidupan ‘normal’ mereka, kembali sebagai agen untuk mengungkap misteri lenyapnya putra sulung mereka, dan menutup kebenaran yang menakutkan dari Jake. Kini, mereka berdua lenyap tanpa jejak, hanya sedikit petunjuk yang merujuk pada keterkaitan dengan Zeldt.

Sebuah misi penyelidik dibentuk untuk menemukan Alan dan Miriam, namun mereka menolak keterlibatan Jake secara langsung karena ia sama sekali tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang bekerja sebagai agen History Keepers. Jake mendapati dirinya terombang-ambing pada amarah akibat kebohongan orang tuanya selama ini, dan keinginan untuk terjun langsung untuk menemukan mereka. Apalagi Rose, bibinya yang turut menyimpan rahasia keluarga selama ini, juga tak mampu memberikan jawaban yang diinginkan oleh Jake. Apakah kakaknya serta kedua orang tuanya masih hidup dan selamat, di bagian sejarah dunia lain ?
“Kami menyelamatkan sejarah. Kami mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan sejarah. Karena Sejarah selalu berkembang. Sejarah bukanlah garis lurus, melainkan struktur rumit yang selalu berubah. Karena Sejarah tidak pernah selesai, ada pihak-pihak yang selalu berusaha untuk mengubahnya, mengubahnya menjadi buruk. Yang kami lakukan adalah berusaha sekuat tenaga untuk menjaga dan mengamankan seluruh sejarah.” [ p. 94 ]
Dari abad ke-21 di London, Inggris, Jake Djones ‘menyeberangi’ sejarah menuju Normandia, Prancis pada tahun 1820 dimana Point Zero – markas besar History Keepers berada selama ini, hingga ia memutuskan untuk ‘menyelinap’ mengikuti tim khusus yang menuju Venesia pada tanggal 15 Juli 1506, untuk mencari tahu keberadaan Alan dan Miriam Djones. Tanpa menyadari bahaya yang mengintai dirinya, Jake segera terlibat dalam aksi perburuan sekaligus menjadi buronan musuh yang memiliki antek-antek seantero wilayah yang mereka datangi. Mampukah Jake yang sama sekali tak memiliki kemampuan atau pengetahuan sebagai agen Penjaga Sejarah, menuntaskan misi pertamanya sekaligus menemukan jawaban dibalik selubung misteri lenyapnya anggota keluarganya ?

Mmmm...kisah ini bisa dikatakan mengandung unsur-unsur yang (seharusnya) menarik, perpaduan antara fantasi dan sejarah. Entah mengapa tidak ada kesan khusus yang melekat di benakku usai menuntaskan bacaan ini. Bisa jadi karena baik tema maupun konflik yang terjadi bukanlah hal baru bagi diriku, bahkan bisa kusebutkan beberapa judul buku yang sejenis namun lebih menarik, matang dalam pengembangan karakter maupun plot cerita, dan tentu saja memiliki ciri khas khusus yang tak mudah dilupakan. Bukan berarti kisah ini jelek, hanya saja termasuk kategori ‘average alias biasa-biasa saja’ – nothing extra nor special about it.

Masuknya teori ala sci-fi tentang atomium yang merupakan bahan dasar sarana perpindahan waktu, dijelaskan dalam dialog yang agak membuatnya mengantuk alih-alih tertarik. Karakter utama Jake Djones sendiri berkesan lumayan ‘childish’ – bisa jadi karena usianya masih 14 tahun. Again, diriku mau tidak mau membandingkan dengan genre sci-fi tema time traveller lainnya, seperti Gideon Trilogy karya Linda Buckley-Archer (brillian stories) hingga Time Riders karya Alex Scarrow. Atau yang lumayan banyak bumbu romancenya (sebagaimana kisah ini tampak condong ke arah demikian), bisa disandingkan dengan The Ruby Red Trilogy karya Kerstin Gier dan Stravaganza Series karya Mary Hoffman.

Yang kurasakan sangat menarik justru karakter antagonis sepanjang kisah ini, tentang sosok Pangeran Xander Zeldt yang disebut telah hidup melebihi batas waktu manusia normal, bagaimana ia bisa lolos berulang kali dari upaya pembunuhan yang dilakukan oleh musuh-musuh termasuk anggota keluarganya sendiri, serta hubungannya dengan Topaz St. Honoré – salah satu tokoh protagonis yang juga memiliki latar belakang misterius. Dan jangan lupakan Mina Schlitz – pembunuh keji berdarah dingin yang memiliki wujud layaknya gadis remaja. Agaknya diriku lebih tertarik unsur kelam alih-alih chessy romance walau dibalut dengan aksi petualangan yang lumayan. Well, kita lihat saja kelanjutan kisah ini, apakah layak untuk mendapat bintang lebih ...

[ more about the author & related works, just check at here : Damian Dibben | on Goodreads | on IMDb | at Twitter | at Facebook  ] 

Best Regards,

@HobbyBuku


No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...