Translate

Wednesday, December 2, 2015

Books "INTO THE STILL BLUE"

Judul Asli : INTO THE STILL BLUE
[ book 3 of UNDER THE NEVER SKY Series ]
Copyright © 2014 by Veronica Rossi
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain & ilustrasi sampul : Windu Tampan
Cetakan I : Oktober 2015 ; 424 hlm ; ISBN 978-979-433-893-3
Harga Normal : Rp. 59.000,-
Rate : 4 of 5

Dunia sekarat. Dan dalam hitungan hari, dipastikan badai Aether yang maha dahsyat akan mengamuk dan menghancurkan semua yang ‘hidup’ di belahan dunia ini. Tiada secuil kesempatan kecil untuk bisa selamat dari ancaman ini. Satu-satunya peluang tipis untuk bisa selamat hanyalah sebuah legenda – tentang Still Blue, tempat di mana badai Aether tidak eksis. Namun di mana tepatnya lokasi tempat itu, apakah keberadaannya nyata atau sekedar dongeng belaka, Peregrine tahu ia harus mengambil keputusan berat menyangkut tanggung jawabnya sebagai Pemuka Darah Suku Tide. Dan satu-satunya kunci untuk jawaban tersebut berada di tangan Sable – Pemuka Darah Suku Horn yang ditakuti akibat kekejamannya, pria yang juga bertanggung jawab atas kematian Liv – kakak tercinta Perry dan kekasih hati Roar. Dendam kesumat yang membara harus disingkirkan untuk sementara, terutama saat mereka harus menyelamatkan Cinder yang diculik oleh Kiara – perwakilan Sable yang dikirim untuk mematai-matai suku Tide.


Tiada yang mengetahui rahasia kekuatan misterius Cinder, kecuali Perry, Aria dan Roar, bahwa bocah aneh dan sulit diatur itu, memiliki kekuatan mematikan untuk mengendalikan badai Aether. Perry telah menduga-duga, bahwa Sable akhirnya mengetahui hal tersebut dan hendak memanfaatkan Cinder terkait dengan pencarian jalan memasuki Still Blue. Situasi semakin lama semakin memburuk, para pengungsi suku Tide yang kini bertambah dengan para Penghuni yang berhasil diselamatkan dari kehancuran Pod – tempat perlindungan mereka selama bertahun-tahun, masing-masing harus beradaptasi dan menyesuaikan hubungan yang buruk sepanjang sejarah para Penghuni dan suku Tide (yang dijuluki sebagai Orang Liar). Perry mendapati dirinya terjepit dalam situasi yang sama-sama buruk. Ia harus memikirkan jalan keluar bagi nasib kaumnya (termasuk para Penghuni), sementara hubungannya dengan Aria semakin renggang, dan Roar – sahabat sejati yang selalu berada di sisinya, berbalik menjadi sosok yang penuh amarah serta kebencian setelah kematian tragis Liv.

Mengingat beban tanggung jawab yang harus ia pikul sedemikian besar, Perry tahu ia hanya memiliki satu jalan keluar : berhadapan dengan Sable, demi menyelamatkan Cinder sekaligus menemukan jalan menuju Still Blue – satu-satunya harapan bagi mereka semua. Perry juga memutuskan dirinya seorang yang harus berangkat alih-alih menugaskan sebagian dari anak buah kepercayaannya. Ia hanya mengajak beberapa pendamping, orang-orang terpilih yang memiliki masalah serta konflik pribadi hingga nyaris bisa dianggap berbahaya bagi misi tersebut. Perry mengajak Aria dan Roar, Soren dan Bridget, sembari berusaha menepis kekhawatiran anak buahnya atas orang-orang pilihan yang tidak akur satu sama lain. Namun Perry memiliki keyakinan lain, bahwa bila tiba saatnya, persatuan rombongan kecil ini akan mampu menerobos masuk pertahanan Sable sekaligus menyelamatkan Cinder. Strategi sekaligus tekad bulat untuk menerobos masuk sarang Sable, ternyata mampu dilakukan, tetapi ketika akhirnya mereka berhadapan langsung dengan Sable – situasi berubah dan berbalik menjadi ‘perangkap-tikus’ bagi Perry dkk ...

Kisah pamungkas seri ini jujur berlangsung di luar ekspektasiku. Berdasarkan pengalaman membaca dua kisah pendahuluan, maka bisa kuhapus buku ini dari list koleksiku. Namun justru buku ke-3 ini sarat dengan petualangan, pergulatan emosi sekaligus pengembangan karakter-karakter yang berubah menjadi sosok-sosok menarik hingga nyaris diriku melahap habis dari halaman pertama hingga akhir secepat kilat. Keberanian Perry mengakui kelemahan dirinya sekaligus penerimaan bahwa ia mampu berbuat apapun demi orang-orang yang ia kasihi, pemahaman Aria tentang jati dirinya yang selama ini terombang-ambing antara para Penghuni maupun Kaum Tide, hingga kematangan hubungan antara Aria maupun Perry ... well, it’s not chessy anymore. Bahkan masuknya Soren dan Bridget yang sebelumnya nampak sebagai karakter antagonis, perubahan yang mereka alami, termasuk pergulatan besar yang dialami oleh Roar, disusul dengan keputusan yang diambil oleh Cinder yang bikin diriku harus segera mencari tisu, ahhh ... semuanya terasa sangat kompleks, menakjubkan sekaligus menimbulkan rasa puas tak terhingga usai membaca kisah yang sangat-sangat menarik. And that’s why I’ll give 4 star only for the final instalment of this series. Loveeee it !!!

[ more about this author, just check at here : Veronica Rossi | on Goodreads | at Twitter  ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...