Books “PEREBUTAN TAKHTA”
Judul Asli : A GAMES OF
THRONES
[ book 1 of A SONG OF ICE & FIRE Saga ]
Copyright © 1996 by George R.R. Martin
Penerbit Fantasious
Alih Bahasa : Barokah Ruziati
Editor : Lulu Fitri Rahman & Tim Redaksi Fantasious
Proofreader : Westeros Indonesia
Lay-out : Yhogi Yhordan
Desain sampul : Defi Lesmawan
Cetakan I : Maret 2015 ; 948 hlm ; ISBN 978-602-0900-29-2
Harga Normal : Rp. 110.000,-
Rate : 5 of 5
Karya George R.R. Martin ini cukup lama ‘berkeliaran’ dalam daftar
rekomendasi bacaanku, dan gara-gara ‘prasangka’ yang terbentuk akibat komentar miring teman-teman yang menonton versi
adaptasi serialnya dari HBO, maka kisah ini pun kusingkirkan berulang kali.
Well, let’s make that another lesson, never judge anything before you really
know the truth. Karena selama seminggu lebih diriku berada dalam kondisi
‘semi-trans’ tenggelam dalam petualangan menjelajahi dunia Westeros dan
sekelilingnya. Buku pertama dari serial yang lumayan panjang, cukup membuat
ciut hati mengingat ketebalannya 900 halaman lebih (dan buku kedua jauh lebih
tebal lagi ...), walau jujur diriku penggemar ‘buku-buku seksi’ namun rumor
seputar dunia kompleks yang mewakili kisah ini, membuatku maju-mundur pada
beberapa kesempatan. Celakanya, diriku memasukan ‘A Clash of Kings’ sebagai
wishlist event SS 2015, dan ternyata dikabulkan (0_0) dan aku belum membaca
buku pertama #huaaah ... maka bulan Januari 2016 ditetapkan saat yang tepat
untuk memulai petualangan baru ini.
Seri ‘A Song of Ice &
Fire’ merupakan kisah tentang dunia dimana (pernah) berkuasa Tujuh Kerajaan
Besar yang diwakili oleh Klan-Klan tertentu. Sejarah nyaris selalu sejalan
dengan perebutan kekuasaan dan peperangan tiada henti dengan korban jiwa yang
tak terhitung. Salah satu perang yang paling diingat adalah pemusnahan Klan
Targaryen – salah satu keturunan Dinasti Kuno bangsawan Valyria penguasa Naga
dan kekuatan ‘sihir’ terkuat. Akibat ulah Aerys II yang dijulki Raja Gila,
persekutuan Klan-Klan terbentuk untuk menuntut balas kematian anggota dan
kerabat mereka. Kemenangan itu menempatkan Robert dari Klan Baratheon sebagai
Raja Penguasa Tujuh Kerajaan yang menikah dengan Ratu Cersie dari Klan
Lannister yang ambisius. Selama bertahun-tahun kemudian, kehidupan masyarakat
Tujuh Kerajaan berjalan dengan damai dan tenang, tanpa gejolak yang cukup besar
untuk munculnya perang besar nan mengerikan. Tanpa seorang pun tahu, bara api
diam-diam berkobar dan siap mengobarkan pekik peperangan yang akan
menghancurkan banyak jiwa.
Awal permulaan kisah, pembaca sudah dihadapkan pada serangkaian
misteri, benarkah kematian Jon Arryn akibat dibunuh atau karena penyakit usia ?
Bagaimana keluarga Stark mengungkap kebenaran, dibalik penugasan sang Raja,
kecelakaan aneh yang nyaris merenggut nyawa Bran disertai percobaan pembunuhan
untuk kesekian kali, hingga konspirasi yang melibatkan usaha balas dendam
keturunan terakhir Klan Targaryen yang hendak ‘membangkitkan’ kembali amarah
sang Naga (yup benar, ada Naga lho dalam kisah ini). Apa sebenarnya
makhluk-makhluk yang disebut ‘The Others’
yang bisa ditebak sejenis vampir dan apa tujuan penyerangan yang menghabisi
anggota Garda Malam penjaga Tembok Perbatasan ? Bagaimana kelanjutan nasib
anggota keluarga Stark yang terpisah satu sama lain ? Tidak mungkin diriku
membahas satu demi satu kisah serta permasalahan karena karya George R.R.
Martin sedemikian kompleks hingga dalam lapisan ada lapisan baru dan di
dalamnya masih ada lapisan lain yang harus dikupas untuk mengetahui
kedalamannya.
Ini adalah salah satu bacaan yang luar biasa. Cukup lama diriku
tidak memperoleh ‘kenikmatan’ tersendiri serta pengalaman menjelajahi dunia
imajinasi yang tak mampu kujelaskan dengan kata-kata. Biasanya, membaca buku
setebal 500 halaman bisa kutuntaskan hanya dalam beberapa jam, namun kali ini
diriku membutuhkan waktu berhari-hari dan bukan semata oleh ketebalan buku,
melainkan karena adegan-adegan yang muncul dalam setiap paragaraf,
dialog-dialog yang diluncurkan, deskripsi serta detil nuansa, karakter yang
memaksa imajinasiku senantiasa ‘bekerja’ tanpa henti. Sebagai kisah fantasi,
penulis sangat akurat dalam membentuk ‘world-building’ yang nyaris sempurna,
baik secara keseluruahn maupun pecahan detil-detil yang tidak kalah kompleks.
Bahkan karakter-karakter yang luar biasa banyaknya (dan ini masih dalam buku
pertama), anehnya mudah kupahami dan kukenali akibat ‘kekuatan’ detil yang
diberikan oleh penulis hingga setiap pemain ‘hidup’ dalam benakku tanpa mudah
dilupakan begitu saja.
Rasa takjub mengiringi perjalananku menelusuri halaman demi
halaman. Bagaimana bisa seseorang ‘menciptakan’ karakter Tyren Lannister yang
‘cacat’ (manusia cebol), diremehkan dan dilecehkan oleh keluarganya sendiri,
namun berhasil bukan sekedar bertahan hidup tetapi menemukan cara-cara tersendiri
dengan kekuatan kecerdasan otakknya, atau Jon Snow – anak haram Lord Eddard
Stark yang diberi ‘label’ hitam sebagai masa depannya, hubungan unik dengan
saudara-saudara tirinya serta para serigala direwolf
peliharaan mereka masing-masing. Bahkan karakter-karakter antagonis yang muncul
silih berganti, memberikan kekuatan (dan rasa ‘gregetan’ tingkat tinggi) yang
nyaris sama dengan sosok ‘Smeagol’ dalam Trilogy Lord of The Rings karya JRR
Tolkien. Perubahan alur yang senantiasa berubah, karena kisah ini dituturkan
melalui beberapa POV, membuatku bagai anak kecil yang dihadapkan sajian
film-film menarik yang berbeda pada beberapa layar sekaligus. Jangan pernah
berpikiran untuk ‘skip’ halaman karena justru bisa jadi adegan penting nan
menarik terlewatkan begitu saja.
[ more about this author
& related works, just chcek at here : George R.R. Martin | on
Goodreads | on
Wikipedia | on IMDb | at Twitter ]
Best Regards,
@HobbyBuku
So, jadinya qta jatuh ke dalam dunia yg sama gr2 SS, ngebut AGot & ACok dlm sbulan, ini rekor buatkuuuu, Mbk. Capek hati dan pikiran setelah membaca serial ini xD
ReplyDeletewkwkwk, aku sih suka buku pertama ini mbak, pas baca juga lumayan enjoy, buku kedua aja yang rada kesendat-sendat plus kena kasus 5 Bab yang hilang bikin mood-ku turun drastis ...
Delete