Translate

Showing posts with label Fablehaven Series. Show all posts
Showing posts with label Fablehaven Series. Show all posts

Tuesday, December 10, 2013

Books "KEYS TO THE DEMON PRISON"

Books “KUNCI PENJARA IBLIS”
Judul Asli : KEYS TO THE DEMON PRISON
[ book 5 of FABLEHAVEN Series ]
By Brandon Mull
Copyright © 2010 by Creative Concepts LC
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Reni Indardini
Editor : @putranugroho
Lay-out : Fakhri Fauzi & Axin Makruf
Desain Sampul : Windu
Cetakan I : Oktober 2013 ; 676 hlm ; ISBN 978-979-433-778-3
Rate : 5 of 5

Akhirnya, setelah menunggu sekian tahun, terbit juga buku ke-5 edisi terjemahan ini, sekaligus seri terakhir dari kisah Fablehaven karya Brandon Mull yang menakjubkan. Saking lamanya, terus terang beberapa detil dari kisah sebelumnya sudah agak samar di benakku, mau mengulang membaca lagi dari buku pertama belum menemukan waktu yang tepat. Alhasil kubuka buku ini dengan pengharapan masih teringat hal-hal penting dari kisah-kisah sebelumnya ...

Ternyata penulis tetap mampu menyajikan rangkaian kisah serta adegan yang memukau, terlepas dari ‘ingatan samar-samar’ kisah-kisah sebelumnya. Bahkan bisa dikatakan, entah bagaimana, buku kelima ini mampu berdiri sendiri sebagai kisah fantasi nan seru dan menegangkan. Kisah langsung dibuka dengan perjalanan Seth dan Kendra Sorenson dalam usaha mencari kunci penjara para siluman, yang tersembunyi di suaka rahasia yang tak diketahui keberadaannya.

Thursday, April 12, 2012

Books "THE SECRET SANCTUARY"


Judul Buku : THE SECRET SANCTUARY ( book 1 of FABLEHAVEN )
Copyright © 2006 by Brandon Mull
Penerbit : Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Reni Indardini
Editor : Suhindra A. Shinta & Alfiyan  
Ilustrasi Isi : Sweta Kartika
Desain Sampul : Kebun Angan
Cetakan I : Desember  2010 ; 454 hlm 

Sinopsis :
Apa yang terjadi bila rencana liburanmu mengalami perubahan drastis dan nyaris menakutkan ?? Kendra, gadis cilik berusia 14 tahun dan adiknya, Seth yang berusia 11 tahun, saat ini sedang menghadapinya. Kedua orang tuanya akan pergi pesiar ke Skandinavia selama tujuh belas hari bersama semua saudara ibunya. 

Ini semua gara-gara ‘kematian mendadak’ yang dialami Granpa dan Granma Larsen akibat keracunan gas saat tidur. Dan wasiat mereka, membawa seluruh anak serta pasangan masing-masing pergi pesiar. Tapi para cucu tidak diperkenankan ikut. Maka Kendra dan Seth harus tinggal bersama Granpa dan Granma Sorenson – kedua orang tua ayah mereka.

Bukan hanya kedua kakek-nenek mereka tinggal di tempat yang lumayan jauh, benar-benar perjalanan jauh yang harus ditempuh lewat jalur darat, tempatnya juga agak aneh dan terpencil. Granpa dan Granma Sorenson sangat jarang sekali berkomunikasi atau bertemu dengan kerabatnya, termasuk para anak serta cucu-cucunya. Dan lebih parah lagi, di sana tidak ada alat komunikasi, seperti komputer atau televisi. Kendra dan Seth hanya bisa membayangkan seberapa ‘enak’ liburan yang akan dialami.

Setibanya di kediaman pasangan Sorenson, yang merupakan kawasan luas sekali, dengan gerbang masuk panjang dipenuhi dengan berbagai palang peringatan seperti Properti Pribadi, Dilarang Masuk Tanpa Izin, Penyusup Akan Dihukum dan Ajal Sudah Pasti Menanti !! 

Kemudian muncul rumah unik yang besar, dikelilingi hutan lebat, padang rumput yang luas serta taman dengan berbagai aneka serangga dan tanaman aneh namun cantik. Granpa Sorenson menyambut kedatangan mereka, memperkenalkan kepada Dale yang membantu berbagai pekerjaan di lahan pertanian yang luas, serta Lena – wanita berwajah eksotik dan menarik yang mengurus kebutuhan rumah tangga. Granma Sorenson dikabarkan sedang berkunjung ke salah satu kerabat yang sakit keras.


Kendra dan Seth disediakan sebuah kamar luas di loteng, penuh dengan buku-buku serta berbagai jenis permainan ( tapi tetap tanpa televisi atau radio maupun computer ) dan ada seekor ayam betina dalam kurungan di kamar itu, bernama Goldilocks, ayam yang lumayan besar dan montok. Granpa Sorenson segera memberikan berbagai aturan yang harus dipatuhi keduanya. 

Bebas bermain dalam kamar, asal senantiasa membereskan semuanya setelah selesai. Bebas beraktifitas di luar halaman, di kolam renang atau taman, namun Dilarang Keras Keluar dari batas pekarangan, apalagi sampai memasuki area hutan, karena sangat berbahaya dengan adanya penyakit menular. Mereka berdua juga tidak boleh memasuki tempat di area pertanian, seperti lumbung raksasa yang selalu tertutup.

Kendra bukan anak yang suka iseng, maka ia segera berusaha mencari cara menghabiskan waktu liburannya sebaik mungkin. Dan Seth, bocah denga rasa ingin tahu yang tinggi, tentu saja tergoda untuk melakukan berbagai petualangannya sendiri. Seperti memasuki hutan ( yang dilarang ), menelusuri jalan-jalan setapak yang semakin dalam menuju kerimbunan hutan ( yang sangat terlarang ), bahkan berbicara dengan manusia aneh ( yang tentunya sangat tidak disetujui oleh kakenya ). Dan Kendra juga menemukan permainan baru : berusaha menemukan berbagai kunci yang disembunyikan di dalam kamar, guna membuka peti berisi semacam diary terkunci.

Mereka berdua segera mendapati bahwa sesuatu yang aneh dan penuh bahaya sekaligus sangat menarik untuk diselidiki lebih lanjut. Banyak rahasia yang muncul satu demi satu, menggoda mereka untuk segera menemukan jawaban dari berbagai teka-teki. Dan ketika akhirnya mereka mendapatkan kunci menuju jawaban itu – apa yang muncul dibaliknya ? Siapkah Kendra dan Seth menerima kenyataan baru yang akan membalik realita kehidupan yang selama ini mereka ketahui ? Sanggupkah mereka menghadapi berbagai konsekuensi akibat pengetahuan baru yang mereka terima ?  


Kesan  :
Sekian lama menunggu, akhirnya keluar sampai buku ke-empat, kukira sudah tamat jadi kuputuskan memulai membaca … tenyata masih kurang satu buku baru tamat !!! Sudah terlanjur membuka halaman demi halaman, tanpa sadar mataku terus meluncur menelaah setiap halaman, tidak bisa menutup karena penasaran, alhasil bakal ‘kebut-baca’ keempat bukunya ( dan memang selesai dalam waktu seminggu, padahal tebal-tebal )

Jadi jangan takut dengan tebalnya buku, karena kisah Fablehaven ini akan memikat Anda untuk segera menelusuri berbagai sudut kawasan misteroius ini. Bersama Kendra dan terutama Seth – yang selalu ingin tahu dan dengan cepat melanggar berbagai larangan, menjelajah tempat-tempat terlarang, hingga melakukan suatu perbuatan yang berdampak ‘mengerikan’ pada dirinya. Seth dikutuk oleh bangsa-bangsa peri menjadi makhluk aneh semacam walrus gundul yang menjijikan.

Bertemu dengan penyihir terkutuk yang dipenjara karena kejahatannya. Atau bermain dengan dua satyr yang nakal dan suka sekali dengan baterai karena dibuat nonton televisi portabel. Menemukan danau yang sangat indah tapi juga berbahaya karena dipenuhi oleh para naiad yang suka sekali menarik makhluk lain ke dasar danau, tenggelam hingga tewas. Dan pernahkah kau membayangkan bagaimana caranya memerah susu sapi dari seekor sapi sebesar bangunan rumah ?? Atau melakukan permainan dengan Hugo – golem raksasa yang senantiasa menuruti apa saja yang diperintahkan oleh tuannya.

Sungguh dunia Fablehaven – dunia suaka bagi para makhluk gaib yang aneh, indah namun berbahaya, tempat kekuatan sihir dan kutukan masih berakar kuat, dan tempat bagi Kegelapan maupun Terang bertemu, saling adu kekuatan siapa yang lebih unggul. Dan bagaimana bisa kuberhenti hanya sampai di sini? Tunggu kelanjutannya setelah ini (^_^) ….


Tentang Penulis :
Brandon Mull adalah penulis seri Beyonders serta Fablehaven, seri terlaris versi New York Times, USA Today, dan Wall Street Journal. Dia tinggal di Utah, di lembah kecil indah dekat mulut sebuah ngarai, bersama istri dan keempat anaknya. Moto hidupnya adalah : “Jangan membuat orang lain merasa bosan.”

Best Regards,
* HobbyBuku *

Books "RISE OF THE EVENING STAR"

Judul Buku : RISE OF THE EVENING STAR ( book 2 of FABLEHAVEN )
Copyright © 2007 by Brandon Mull  
Penerbit : Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Reni Indardini
Editor : Rika Iffati Farihah, Tisa Anggraini & Alfiyan 
Ilustrasi Isi : Sweta Kartika
Desain Sampul : Fahmi Ilmansyah 
Cetakan I : Agustus  2011 ; 584 hlm 

Sinopsis :  
Sudah setahun semenjak peristiwa di Fablehaven, Kendra dan Seth telah kembali ke tempat tinggal mereka, menjalani rutinitas sebagai seorang anak : bersekolah dan bergaul dengan teman-teman sebaya, melakukan permainan atau sekedar menghabiskan waktu. Meski terlihat sebagai remaja biasa, keduanya telah mengalami perubahan besar dalam hidupnya, tepatnya mengalami petualangan luar biasa yang nyaris mengorbankan nyawa keduanya serta kakek nenek mereka. 

Liburan yang dihabiskan di kediaman Granpa dan Granma Sorenson, yang ternyata merupakan kawasan suaka bagi berbagai makhluk gaib dan magis yang sudah banyak mengalami kepunahan. Suaka Fablehaven merupakan tempat rahasia yang diawasi oleh pemelihara secara bergantian, dan Granpa serta Granma Sorenson merupakan penjaga serta pemelihara pada saat itu. 

Kendra dan Seth tanpa sengaja melakukan tindakan yang berdampak pada bangkitnya Kegelapan ( sebenarnya yang memicu adalah Seth, tentu saja karena ia selalu ingin tahu terutama pada hal-hal yang terlarang ). Dan setelah berhasil keluar dari jebakan maut Kegelapan, Granpa dan Granma Sorenson menaruh keyakinan bahwa baik Kendra maupun Seth bisa dilatih menjadi penerus pemelihara Fablehaven, tentunya masih sangat lama sebelum mereka berdua dinyatakan layak untuk mengganti kakek neneknya. 

Seth meski masih tetap bandel, tapi ia sudah lebih berhati-hati dalam bertindak ( dan juga dalam menyiasati agar perbuatannya bernegosiasi dengan dua satyr nakal demi mendapatkan harta emas batangan, soalnya Seth anak yang banyak akal dan pantang menyerah hehe… ).


Dan Kendra mengalami perubahan drastis akibat ‘disambar’ kawanan peri, membuatnya memiliki kemampuan melihat makhluk gaib atau sesuatu yang magis, tanpa harus meminum susu ramuan magis. Jadi bayangkan betapa kagetnya Kendra mendapati ada goblin jelek dan menjijikan memasuki kelasnya sebagai murid baru. 

Masalahnya hanya Kendra yang bisa melihat wujud aslinya, orang lain melihatnya sebagai cowok ganteng, menarik banyak perhatian terutama para gadis, termasuk sahabat karib Kendra. Apalagi saat goblin yang mengaku bernama Casey ‘Case’ Hancock itu mengajak Alyssa pergi nonton, tegakah Kendra membiarkan sahabatnya berdua dengan goblin itu ?

Kendra kebingungan, apa yang harus ia lakukan … satu-satu orang yang terpikir bisa membantunya : Granpa Sorenson, tidak bisa dihubungi, baik via telepon maupun surat-surat yang dikirim oleh Kendra. Hingga mendadak muncul Errol Fisk – pria aneh yang mengaku dipanggil secara khusus oleh sahabat Granpa Sorenson : Coulter Dixon, yang telah ditugasi mengawasi kedua cucunya.

Dan ia bersedia membantu Kendra dan Seth mengusir si goblin yang keusilannya sudah cukup mengganggu. Tapi syaratnya, mereka harus ‘mencuri’ figurin magis milik makhluk lain. Meski hanya Seth yang mampu menembus ‘pertahanan sihir’ yang ada di kediaman pemilik figurin itu. 

Berkat keberanian Seth, figurin berbentuk katak itu berhasil diambil, meski sempat ‘menggigit’ jari Seth sesaat setelah figurin itu terbangun dari ikatan sihirnya.
Dan rencana itu berhasil !! Dengan menggunakan figurin itu, mereka bisa membuat goblin tersebut segera pergi dan tak akan pernah kembali dalam waktu singkat. 

Dan Errol Fisk yang berhasil membantu Kendra dan Seth, meminta pertolongan kembali, agar mereka bersedia mendampinginya ‘mencuri’ jimat dari anggota Perhimpunan Bintang Malam. Seth langsung setuju, apalagi diajak melawan anggota Perhimpunan Bintang Malam – kelompok yang berada dibalik kekacauan di Fablehaven sebelumnya, karena mereka bertujuan memusnahkan semua suaka magis yang ada, membiarkan Kegelapan yang berkuasa di atas kekuatan Terang.

Hanya Kendra yang masih tidak terlalu yakin dengan rencana tersebut, apalagi ia masih belum bisa berhubungan dengan kakeknya. Pada malam beberapa jam menjelang rencana keberangkatan mereka dengan Errol, di luar dugaan Granpa Sorenson !! Kendra sangat girang akhirnya bisa berbicara dengan kakeknya. Tapi beliau membawa kabar buruk, Kendra dan Seth harus berhati-hati serta waspada karena ada kemungkinan pihak Kegelapan akan mengusik mereka.

Dan betapa terkejut dan khawatirnya baik Kendra dan Granpa Sorenson, tentang keberadaan Errol Fisk serta tujuannya mengajak Kendra dan Seth bepergian. Karena tidak mungkin ia suruhan Coulter Dixon – sahabat Granpa Sorenson, Coulter sdh berbulan-bulan tinggal di Fablehaven, bukan di dekat kediaman Kendra dan Seth. Granpa Sorenson segera mengambil tindakan, mengirim  seseorang menjemput Kendra dan Seth saat itu juga ke dalam perlindungan Fablehaven. 


Kesan  :
Meluncur ke buku kedua, ketegangan segera dimulai dengan kehadiran ‘kobold’ semacam goblin yang mengganggu lingkungan kediaman Kendra dan Seth. Tapi jangan khawatir bahwa kisah ini menakutkan, karena dibaliknya terselip berbagai adegan yang bakal membuat dirimu terkekeh-kekeh hingga terbahak-bahak … apalagi jika melibatkan Seth, sungguh bocah yang tak pernah bisa diam sejenak pun, dengan keberanian yang seringkali sangat ‘nekad’ … bayangkan sudah pernah dikutuk peri sehingga jadi makhluk aneh, sekarang ia kena kutuk lagi, digigit Olluch si Rakus – patung katak yang menjelma hidup jadi katak raksasa, yang punya satu misi : memakan makhluk pertama yang digigitnya, siapa lagi jika bukan Seth (^_^)

Berbagai karakter baru muncul sebagai sekutu para penjaga Fablehaven, ada Vanessa Santoro – wanita cantik dan menarik yang memiliki keahlian akan hewan-hewan magis, dan Tanugatoa ‘Tanu’ Dufu – pria Samoa kekar namun ceria serta lembut, ahli dalam ramuan magis serta Coulter Dixon – sahabat Granpa Sorenson. Selain itu, muncul berbagai kejelasan akan peristiwa-peristiwa yang melatar belakangi munculnya kembali kekuatan Kegelapan, terutama dalam kisah buku pertama.

Ibarat menemukan kunci untuk membuka kotak misteri dan mendapati di dalamnya ada kotak misteri lain yang harus dipecahkan dan dicari kunci pembukanya, well … tidak sesulit itu, meski juga tidak bisa mempercepat proses rasa ingin-tahu ku akan jawaban misteri-misteri yang muncul dalam kisah ini ( aku jadi bisa sedikit memaklumi perasaan Seth, jika rasa ingin-tahu itu senantiasa ‘menggelitik’ tentunya tidak bisa hanya berdiam diri atau mundur … ) maka jalan satu-satunya terus melaju halaman demi halaman, menikmati petualangan mengasyikan di dunia yang penuh peri, liliput, kurcaci, brownie, naiad, satyr, golem serta hantu gentayangan hehe …  ok, next book please !!!


Tentang Penulis :
Brandon Mull adalah penulis seri Beyonders serta Fablehaven, seri terlaris versi New York Times, USA Today, dan Wall Street Journal. Dia tinggal di Utah, di lembah kecil indah dekat mulut sebuah ngarai, bersama istri dan keempat anaknya. Moto hidupnya adalah : “Jangan membuat orang lain merasa bosan.”
 

Best Regards,
* HobbyBuku *

Books "GRIP OF THE SHADOW PLAGUE"


Judul Buku : GRIP OF THE SHADOW PLAGUE ( book 3 of FABLEHAVEN )
Copyright © 2009 by Brandon Mull
Penerbit : Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Reni Indardini
Editor : Rina Wulandari & Nadya Andwiani
Desain Isi : Elcreative
Desain Sampul : Fahmi Ilmansyah
Cetakan I : September  2011 ; 626 hlm  

Sinopsis :
Peperangan antara pihak Terang dan kaum Kegelapan telah dimulai. Fablehaven – salah satu dari lima suaka magis yang tersembunyi dan dirahasiakan, terancam mengalami kehancuran akibat serangan-serangan dari Perhimpunan Bintang Malam. Lima suaka magis ini diincar karena di masing-masing wilayah itu, disembunyikan artefak magis yang merupakan jimat kuno kunci pembuka Zzyzx : penjara besar tempat ribuan iblis terkuat dari setiap zaman di dunia dikurung. 

Kedua belah pihak baik Terang maupun Gelap berusaha mendapatkan artefak-artefak itu. Masalahnya lokasi setiap artefak sangat dirahasiakan, hanya segelintir yang memiliki pengetahuan secara lengkap, bahkan para penjaga suaka pun tidak tahu dimana lokasinya secara tepat.   

Pertempuran yang memakan banyak korban jiwa di Fablehaven, akhirnya berhasil dimenangkan. Kegelapan menghilang … untuk sementara. Salah satu artefak berhasil ditemukan dan diamankan. Namun bagi Kendra, dirinya tak akan pernah kembali sama seperti semula. Ia merasa bahwa suatu kekuatan magis telah tumbuh dalam dirinya. Walau demikian, ia tak tahu apa yang harus dilakukan atas kemampuannya itu. 

Dan rasa kehilangan atas orang-orang yang pernah dekat di hatinya, pertama Lena yang berubah kembali menjadi Naiad, kemudian pengkhianatan Vanessa serta petunjuk rahasia yang membuat pikirannya terbelah dua, antara percaya dan tidak. 

Kendra membawa petunjuk rahasia itu kepada Granpa dan Granma Sorenson serta Seth, yang kemudian membagikan juga kepada sisa sekutu yang ada, Tanu dan Coulter, Dale serta Warren – saudaranya yang pulih dari kondisi katatonik akibat sihir hitam revenant selama bertahun-tahun. 

Rahasia itu menunjukkan bahwa pengkhianat bukan hanya seorang, banyak yang menyusup ke dalam lingkup pihak Terang, bahkan di dalam organisasi rahasia Kesatria Fajar yang telah bersumpah melawan Perhimpunan Bintang Malam. Dan yang lebih mengkhawatirkan, Vanessa menunjuk pada sosok kuat yang selama ini dikenal sebagai sekutu dan pimpinan tertinggi pihak Terang.

Belum sempat para pejuang Fablehaven ini berunding dan mengambil keputusan, datang berita dari Warren yang merupakan mata-mata Kesatria Fajar, setelah pulih dari kondisinya ia kembali melapor, dan pulang membawa kabar bahwa Kendra mendapat panggilan untuk dilantik sebagai anggota Kesatria Fajar !! 

Suatu berita yang sangat mengejutkan, belum pernah ada dalam sejarah Kesatria Fajar melantik anggota yang masih di bawah umur. Apalagi perintah itu berasal dari sosok yang sedang dipertanyakan pada pihak mana ia melangkah …

Tak mungkin menentang perintah tanpa menimbulkan kecurigaan besar, maka Kendra diijinkan dengan berat hati oleh kakek-neneknya, untuk berangkat didampingi Tanu, Warren dan Coulter. Seth yang tidak diundang ( membuat dirinya jengkel setengah mati ) harus tinggal di Fablehaven bersama kakek neneknya, ditemani Hugo – golem raksasa, serta bermain bersama Mendigo – boneka kayu ciptaan Mulier – penyihir jahat, yang berkat sihir peri berubah menjadi sekutu Kendra dan Seth.  

Kesan  :
Buku ketiga yang semakin tebal daripada dua buku sebelumnya (^o^) menjanjikan berbagai petualangan yang menarik … dan memang terbukti !! Kali ini duet Kendra dan Seth berpisah untuk sementara, masing-masing menempuh pertempurannya sendiri, mendapatkan sekutu-sekutu baru, sekaligus musuh-musuh baru.

Berpisahnya kedua saudara ini seakan memang dibuat penulis guna menggambarkan perkembangan kemampuan masing-masing, baik Kendra maupun Seth. Kendra yang pernah ‘disambar’ peri ternyata menerima berkat dari sang Ratu Peri sebagai wakilnya, maka Kendra dapat digolongkan sebagai bangsa peri … Sedangkan Seth yang berhasil melawan kekuatan kelam Revenant, tanpa sadar dirinya mendapat ‘tempelan-magis’ saat mencabut paku sumber kekuatan gelap itu, membuat dirinya mampu melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk yang berada dalam kekuasaan Kegelapan. 

"graphic design of Fablehaven World"

Cukup menarik melihat dari sudut pandang Kendra atau Seth. Bukan sekedar mereka melatih kemampuan fisik serta kekuatan sihir / magis yang berperan kuat dalam diri masing-masing, tapi juga pematangan pola pikir menuju kedewasaan. Kendra yang sudah mulai menginjak masa remaja, mengalami rasa suka terhadap pria. Mulai dari Warren – sepupu jauh, yang cakap dan periang ( tapi juga berbeda umur sangat jauh hehe … ), kemudian ia menemukan persahabatan yang menarik dari Gavin – cowok sebaya yang menjadi rekan satu tim dalam pencarian artefak di suaka Lost Mesa ( btw, Gavin ini punya kemampuan berkomunikasi dengan naga lho ).

Berada jauh dari kakek dan neneknya, Kendra belajar untuk mempercayai hatinya dalam mengambil keputusan-keputusan berat, terutama dalam menghadapi musibah yang memakan korban jiwa, hatinya yang lembut seringkali tak sanggup menahan rasa sakit yang diderita hatinya. Dan Kendra belajar untuk memantapkan hati serta kekuatan pikiran pada tujuan utama walau harus menjalani proses yang sulit. 

Sedangkan si bandel Seth, anak cerdas dengan akal yang tak pernah habis, selalu berada dalam pengawasan kakaknya yang sangat kenal watak adiknya, kali ini harus belajar lewat cara ‘keras’ bahwa setiap tindakan dan keputusan yang diambilnya, membawa konsekuensi masing-masing.


Bila sebelumnya Seth selalu menghindari tanggung jawab dan memilih kesenangan … well, kali ini pun ia juga tetap memilih kesenangan tapi bersedia menerima resiko dan tanggung jawab secara jujur dan terbuka ( contohnya transaksi ‘gelap’ penukaran emas dan baterai dgn Newel dan Doren, satyr-satyr nakal, membawanya pada kesaksian perubahan awal pada kaum nipsie yang menjadi kaum gelap ). Seth juga berani mempertaruhkan nyawanya dengan ‘mengakali’ kaum centaurus agar mau membantu penyerangan – yang berakibat pada tantangan duel sampai mati oleh centaurus !!

Penulis bahkan memasukan berbagai nasehat lewat dialog-dialog yang menyertakan pula sudut pandang anak-anak lewat Kendra dan Seth. Ada topik tentang kegemaran baru Seth yaitu ‘membaca buku’ yang disembunyikannya karena khawatir ditertawakan dan diolok-olok Kendra ( sebagai balasan karena Seth juga mengolok-olok Kendra yang terbenam dalam keasyikkan membaca Jurnal Patton Burgess – salah satu pendahulu penjaga Fablehaven dan suami Lena ) 

“Kau tidak perlu malu akan kegemaran membacamu yang baru,” lanjut Kendra.
“Sedang ada keadaan darurat !” sembur Seth. “Baca bibirku – membaca karena keadaan darurat – bukan buat bersenang-senang. Memang aku gila ? Kalau aku kelaparan, aku mau makan asparagus. Kalau seseorang menodongkan pistol ke kepalaku, aku mau nonton drama sinetron. Dan untuk menyelamatkan Fablehaven, aku mau membaca buku, oke, apa kau senang ?”
“Kau sebaiknya berhati-hati, Seth”, kata Granma. “Kegemaran membaca bisa sangat menular”. ( p.363 )

“Aku tidak paham apa sebabnya kau kesal karena tepergok membaca.”
“Rasanya memalukan. Bagaimana kalau orang-orang sampai tahu ?”
“Mereka semata-mata akan berpendapat bahwa kau normal dan pintar. Sebagian besar orang yang layak dikenal suka membaca.” ( p.367 )

Jadi anak-anak ( atau orang dewasa ) yang gemar berpetualangan seperti Seth, jangan takut dibilang bukan jagoan hanya karena jadi suka membaca (^_^) Kutu-Buku juga bisa jadi jagoan lho …


Tentang Penulis :
Brandon Mull adalah penulis seri Beyonders serta Fablehaven, seri terlaris versi New York Times, USA Today, dan Wall Street Journal. Dia tinggal di Utah, di lembah kecil indah dekat mulut sebuah ngarai, bersama istri dan keempat anaknya. Moto hidupnya adalah : “Jangan membuat orang lain merasa bosan.”


Best Regards,
* HobbyBuku*

Books "SECRET OF THE DRAGON SANCTUARY"


Judul Buku : SECRET OF THE DRAGON SANCTUARY ( book 4 of FABLEHAVEN )
Copyright © 2009 by Brandon Mull
Penerbit : Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Reni Indardini
Editor : Rina Wulandari & Ananta 
Ilustrasi Isi : Sweta Katika
Desain Isi : Elcreative
Desain Sampul : Fahmi Ilmansyah
Cetakan I : Januari 2012 ; 685 hlm 

Sinopsis :
Kendra dan Seth sudah kembali ke rumah kedua orang tuanya. Tapi Granpa Sorenson mengambil tindakan pengaman, dengan menempatkan penjaga-penjaga dari Kesatria Fajar yang senantiasa mengawasi dan menjaga kedua anak itu, di mana pun mereka berada. 

Ibarat memiliki ‘bodyguard’ yang tersembunyi, membuat Kendra sedikit tidak nyaman, tetapi ia tahu bahwa hal itu penting bagi keselamatan dirinya dan Seth. Apalagi setelah keduanya membuktikan memiliki suatu kemampuan khusus, yang bisa saja disalah-gunakan oleh Perhimpunan Bintang Malam.

Mereka semua memiliki tugas untuk mencari jalan untuk menemukan kelima artefak kuno yang tersembunyi secara rahasia di lima suaka magis yang keberadaannya juga dirahasiakan. Satu artefak sudah ditemukan di Fablehaven dan melalui perjuangan berat, akhirnya musuh bisa diusir untuk sementara. 

Artefak kedua yang semula diperkirakan berada di suaka Lost Mesa, ternyata sudah dipindahkan oleh Patton Burgess di Fablehaven juga, sekarang tinggal mencari lokasi tepatnya dan berusaha menemukannya. Karena Patton telah menyembunyikannya di tempat yang tak terjangkau dalam lindungan sihir magis yang sangat kuat.

Patton Burgess yang sempat ‘muncul’ akibat panggilan Chronometer yang ditemukan oleh Seth, hanya bisa berada di dunia pada masa Kendra dan Seth selama tiga hari, namun ia memberikan bantuan sekuat tenaga dalam perebutan artefak kuno pertama di Fablehaven, dan perjuangannya membawa kematian bagi Lena – istrinya, juga makhluk magis naiad, yang rela berubah menjadi makhluk fana karena cintanya pada Patton. 


Dan Patton dalam kesedihannya, harus kembali pada masanya, meninggalkan warisan tak ternilai bagi Kendra : Jurnal Patton selama ia menjadi penjaga Fablehaven, jauh pada masa-masa sebelum keluarga Sorenson mengambil alih.

Jurnal itu ternyata juga berisi catatan rahasia yang hanya bisa muncul dengan penggunaan lilin umite, dan sebagai bangsa peri, hanya Kendra yang mampu membaca tulisan rahasia tersebut. Lewat Jurnal Penuh Rahasia itulah Kendra dan Patton berkomunikasi, dua sosok yang sama-sama pernah mengalami ‘sentuhan peri’, berusaha mengungkap rahasia-rahasia di balik peperangan antara Gelap dan Terang. 

Karena berbagai peristiwa yang baru-baru saja terungkap, bahwa ternyata pimpinan Kesatria Fajar dan pimpinan Perhimpunan Bintang Malam adalah orang yang sama, maka diasumsikan bahwa masih ada penyusup di dalam organisasi tersebut. Dan Patton memperingatkan Kendra untuk sementara menyembunyikan kemampuan dirinya, serta rahasia yang tersimpan dalam Jurnal.

Sementara Kendra dan Seth menjalani rutinitas sebagai biasa, dan melakukan penelitian rahasia sembunyi-sembunyi, terutama karena kedua orang tua mereka tidak mengetahui satu pun tentang masalah yang berkaitan dengan Fablehaven … dua orang penjaga mereka, secara bergantian, siang-malam terus mengawasi kedua anak itu. 

Kendra dan Seth, hanya kadang-kadang melihat orang-orang yang sudah dikenal, seperti Warren, Tanu atau Coulter. Dan ternyata musuh memang mengincar mereka berdua, tepatnya Kendra yang memiliki kemampuan luar biasa, meski ia belum tahu bagaimana cara menggunakannya secara maksimal.

Musuh dengan cerdik menculik Kendra, dan menggantikannya dengan Stingbulb – makhluk jadi-jadian yang berasal dari pohon buah semacam  kaktus, di mana jika seseorang tertusuk durinya, maka dalam beberapa saat, Stingbulb akan muncul dengan sosok sama persis bahkan men-copy memory tiruannya. 

Dan Kendra menghilang, tanpa ada yang mengetahui bahwa ia sudah diculik. Satu-satunya orang merasa aneh hanya Seth, terutama karena beberapa kebiasaan Kendra yang ia sangat kenal, tidak dilakukan oleh tiruan Stingbulb.

Stingbulb berusaha semaksimal mungkin menjalani kehidupan barunya sebagai Kendra, tapi ada saat-saat dimana ia hampir tak mampu menahan diri, terutama menghadapi Seth yang ‘ceplas-ceplos’ dan lumayan usil ( hal yang sudah biasa dihadapi oleh Kendra asli ). Kemudian bukan hanya Seth yang merasakan keanehan, Warren dan Elise, penjaga yang ditugasi mengawasi mereka, melihat kegiatan mencurigakan yang dilakukan oleh Kendra/Stingbulb. 

Tapi ketika mereka melakukan konfrontasi terhadap Kendra/Stingbulb – ia justru melakukan ‘bunuh-diri’ dengan meminum semacam racun. Maka Kendra yang sebenarnya Stingbulb, dinyatakan tewas dalam usia muda, tanpa pernah diketahui keberadaan Kendra yang asli.    


Kesan  :
Wah … tak terasa sudah buku keempat, konflik semakin bertambah dengan alur serta plot yang cepat, berganti antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Jika di awal kisah kita dapat menentukan secara ‘gamblang’ bahwa pihak Gelap itu jahat dan pihak Terang itu baik, sekarang agak sedikit sulit untuk langsung men-vonis bahwa makhluk dengan kekuatan gelap pasti jahat atau sebaliknya makhluk dengan kekuatan Terang pasti baik.

Semakin dalam kisah ini, semakin sulit memberikan batasan nyata, karena masing-masing pihak memiliki alasan untuk melakukan apapun yang mereka lakukan. Dan beberapa di antara, rela menempuh segala cara yang bahkan memakan korban jiwa, hanya supaya tujuannya tercapai. 

Dengan berbagai dalih untuk membentuk suatu dunia yang baru yang lebih ‘sempurna’ masing-masing berusaha menghilangkan ‘hal-hal’ yang dianggap mengganggu kelancaran proses perjalanan, memanfaatkan kekuatan magis yang tersembunyi demi menindas yang lain.

Lewat ‘kacamata’ dua anak Kendra dan Seth, seringkali ditemukan berbagai pertanyaan, mengapa harus melakukan sesuatu hanya karena hal itu diwajibkan ? Bukankah lebih baik mengambil keputusan setelah menelaah kondisi yang terjadi ? 


Meski kedua anak itu memilih pendekatan yang sedikit berbeda, Kendra yang lebih dewasa, terbiasa untuk lebih sabar dalam mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil keputusan, sedangkan Seth yang agak gegabah dan emosional, seringkali terlalu cepat mengambil langkah sebelum memikirkan akibatnya.

Namun seiring dengan proses pembelajaran, justru tanpa sadar keduanya saling menularkan perbedaan masing-masing, sehingga Kendra menjadi lebih berani dalam menghadapi tantangan dan bahaya, dan Seth mulai berpikir terlebih dahulu sebelum langsung terjun dalam masalah. 

Mereka berdua juga semakin berani dan tegas dalam pergerakan kelompok yang mayoritas di dominasi orang-orang dewasa (walaupun masih saja keduanya menjadi jengkel karena dilarang ikut serta dalam kegiatan tertentu yang dianggap berbahaya oleh para orang dewasa).

Saranku, segera luangkan waktu untuk menelaah buku keempat ini, bukan saja karena bukunya lumayan tebal, tapi juga karena isinya benar-benar “ramai’ akan berbagai petualangan yang bisa kaubayangkan. 

Misalnya bagaimana menghadapi ‘lectoblix’ – makhluk yang menghisap kemudaan dari orang lain, mirip vampire tapi tidak menghisap darah (^_^), dan korbannya yang semula muda langsung berubah menjadi tua dan keriput, bahkan bisa langsung tewas karena dihisap sampai kering … 

Atau bagaimana kau bisa membedakan mana yang tiruan Stingbulb dan mana yang asli ? Bagaimana jika semua kenalanmu berubah menjadi tiruan Stingbulb ? Dan yang paling keren – maukah kau bertualang ke wilayah kekuasaan naga, yang mampu bertranformasi dengan indah sekaligus sangat mengerikan dan mematikan … 


Tentang Penulis :
Brandon Mull adalah penulis seri Beyonders serta Fablehaven, seri terlaris versi New York Times, USA Today, dan Wall Street Journal. Dia tinggal di Utah, di lembah kecil indah dekat mulut sebuah ngarai, bersama istri dan keempat anaknya. Moto hidupnya adalah : “Jangan membuat orang lain merasa bosan.”


Best Regards,
* HobbyBuku* 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...