Translate

Showing posts with label The Hunger Games Trilogy. Show all posts
Showing posts with label The Hunger Games Trilogy. Show all posts

Monday, March 19, 2012

Books "THE HUNGER GAMES"


Judul Asli : THE HUNGER GAMES ( book 1 of  The Hunger Games Trilogy )
Penulis : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Alih Bahasa : Hetih Rusli
Cetakan I : Oktober 2009 ; 408 hlm 

Sinopsis :
Kisah ini tentang Negara Panem ( dulunya merupakan sisa-sisa Amerika Utara telah yang musnah ) dengan ibukota pemerintahan Capitol yang memerintah 13 Distrik  dengan damai, hingga terjadi Masa Kegelapan – gejolak kebangkitan perlawanan Distrik terhadap Capitol, yang berakhir dengan dikalahkannya ke-12 Distrik dan Distrik ke-13 dimusnahkan. Untuk mengingatkan agar Masa Kegelapan tidak terulang, maka Capitol membuat Hunger Games sebagai peringatan setiap tahun. 

Untuk menghukum perlawanan yang pernah dilakukan, peraturan Hunger Games mewajibkan setiap distrik mengirim perwakilan ; satu anak lelaki dan satu anak perempuan. Dua puluh empat wakil itu ditahan di Arena Pertarungan Hunger Games dimana mereka bersaing satu sama lain selama beberapa minggu di padang pasir tandus yang luas, hingga tanah pembuangan yang dingin membeku, hanya untuk bertahan hidup melawan musuh diantara mereka sendiri yang sewaktu-waktu akan merenggut nyawa mereka, hingga segala jebakan mematikan yang telah disiapkan, dan hanya akan berakhir saat ada satu pemenang, satu-satunya peserta yang masih hidup.

Sekian lamanya Hunger Games berlangsung tanpa ada yang mampu mengubahnya, hingga pada peringatan Hunger Games ke-74, di Distrik 12 yang miskin, pemilihan peserta dilakukan sesuai peraturan, kecuali saat nama wakil anak perempuan dipanggil yaitu Primrose Everdeen, gadis mungil berusia 12 tahun, dicegah dan digantikan oleh kakaknya Katnis Everdeen yang berusia 16 tahun. Katnis bukan gadis biasa, ia sudah terbiasa untuk berjuang demi kelangsungan hidupnya semenjak kecil. Saat ayahnya tewas karena kecelakaan di tambang batu bara tempatnya bekerja, Katnis yang baru berusia 11 tahun mengambil alih tanggung jawab sebagai kepala keluarga karena sang ibu mengalami depresi hingga tak mampu melakukan apa pun. Katnis belajar untuk melakukan segala cara guna memberi makan adik serta ibunya, termasuk memasuki wilayah hutan yang terlarang, menyusup di bawah pagar kawat yang mengelilingi wilayah Distrik 12, berburu hewan untuk dimakan maupun dijual di pasar gelap. Katnis cerdas dan tangkas, mampu memanah sasaran bahkan dalam kegelapan. 

Namun saat itu ia menyadari bahwa hidupnya akan berubah selamanya, terutama saat ia memandang wajah orang-orang yang dikasihinya : adiknya, Prim dan ibunya, sahabat karibnya Gale Hawthrone – pemuda tampan dan satu-satunya sekutu setia dalam berburu di hutan, dan Madge – putri walikota yang tidak sombong dan berteman dengan Katnis, bahkan memberikan kenang-kenangan berupa pin Mockingjay yang disematkan pada pakaian Katnis sebelum ia dan rombongan Hunger Games berangkat ke Capitol.

Dari Distrik 12 selain Katnis Everdeen, terpilih juga Peeta Mellark – pemuda putra tukang roti yang hanya diingat oleh Katnis karena saat ia menderita mencari makanan di usia 11 tahun, Peeta yang merupakan bocah laki-laki secara tidak langsung memberinya dua bongkah roti besar … sesuatu yang diingat oleh Katnis terlebih karena ia tak suka berhutang budi. Selain itu sebagai pendamping dan mentor mereka turut pula Haymitch Abernathy – salah satu pemenang Hunger Games dari Distrik 12 yang suka mabuk-mabukan. Katnis dan Peeta akhirnya sepakat bahwa mereka tak mau mati konyol di ajang Hunger Games, maka mereka memaksa Haymitch membersihkan diri dan pikiran jauh dari minuman keras, guna memikirkan strategi minimal bertahan hidup sebagai peserta Distrik 12. Dipandu oleh Effie Trinket, mereka bertiga akhirnya tiba di Capitol dimana Hunger Games berpusat.

Ajang pertarungan Hunger Games disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru negara, sehingga para penghuni setiap Distrik dapat melihat siapa yang yang bertahan, juga siapa peserta yang tersiksa, terjebak atau terbunuh … suatu cara keji yang digunakan Capitol untuk menanamkan dalam benak masyarakat Distrik bahwa Capitol mampu berbuat apa saja terhadap kelangsungan hidup mereka. Namun ada sisi lain, di mana penduduk Capitol ( yang berbeda dengan rakyat Distrik ) juga menyaksikan acara tersebut, dan jika ada peserta yang menarik perhatian mereka, maka peserta itu akan mendapat “hadiah sponsor” berupa bantuan yang dapat menyelamatkan mereka di saat-saat genting. Dan untuk memperkenalkan masing-masing peserta dari ke-12 Distrik, diadakan serangkaian acara berupa pawai, wawancara nasional di televisi, sebelum mereka masing-masing terjun ke medan tempur.

Katnis dan Peeta menarik perhatian penonton semenjak pawai pertama, berkat bantuan perancang desainer mereka Cinna dan Portia, dan Haymitch dengan cerdik mengarahkan mereka terutama dalam wawancara televisi, di mana Peeta menyatakan cintanya kepada Katnis. Maka penonton mengenal pasangan Distrik 12 sebagai pasangan romantis yang malang karena mereka akan saling bunuh demi memenangkan Hunger Games. Katnis, meski awalnya tidak menyukai kondisi tersebut ( terutama memikirkan bagaimana tanggapan Gale saat melihat siaran televisi itu ), akhirnya bisa diyakinkan untuk mengikuti alur sandiwara demi menarik simpati sponsor.

Dan tibalah saatnya para peserta diterjunkan ke dalam Arena Hunger Games, setiap peserta bergerak secepat kilat menyambar perlengkapan yang akan mereka butuhkan untuk bertahan hidup, namun bukan hal mudah karena hanya ada 1 buah untuk masing-masing item, maka tidak membutuhkan waktu lama dalam awal pembukaan sudah banyak peserta yang terbunuh dalam perebutan perlengkapan. Beberapa peserta dari Distrik yang berbeda bersekutu dalam strategi untuk bersama-sama menyingkirkan lawan-lawan yang lemah terlebih dahulu. 

Namun Katnis dan Peeta langsung terpisah dan menjalani jalur masing-masing, mencari sumber air ( karena tanpa air sudah pasti tidak akan bertahan hidup lebih lama ), mencari dan membuat senjata untuk membela diri, mencari makanan sembari berjaga-jaga terhadap serangan musuh maupun jebakan yang telah disiapkan dilokasi pertempuran. Memasuki hutan dengan tanaman-tanaman yang tidak jelas apakah beracun atau tidak, mengarungi sungai deras hingga rawa-rawa lumpur. Diterpa hujan badai topan yang muncul tiba-tiba, atau justru terdampar di dataran kering dengan panas matahari menyengat. Diserang makhluk-makhluk aneh semacam mutan, bahkan hewan-hewan eksotis yang ternyata berbahaya, setiap peserta harus menyiapkan diri dalam menghadapi berbagai hal yang akan terjadi di hadapan atau justru menerkam di belakang mereka. Selalu dalam kondisi waspada, bahkan istirahat pun gelisah karena memikirkan siapa lawan dan siapa kawan … 

Kesan :
Jika Anda bukan penggemar cerita fantasi, Anda akan menyukai kisah ini. Jika Anda bukan penggemar kisah petualangan, Anda tetap akan menyukai kisah ini. Jika Anda bukan penggemar kisah romansa percintaan, Anda akan sangat menyukai kisah ini. Jika Anda bukan penggemar buku hanya suka menonton film, maka Anda justru akan sangat suka dengan kisah ini … Karena Suzanne Collins mampu meramu kisah fantasi dengan petualangan yang menakjubkan tanpa jeda dan diselingi bumbu romansa yang sangat – sangat tidak cengeng namun penuh humor dengan sentuhan rasa haru, benar-benar seakan kita menyaksikan film kolosal lewat penjabaran akan detil-detil nuansa medan pertempuran Hunger Games. Benar-benar suatu paket komplit yang dijamin memuaskan (^_^)

Tentang Penulis :
Sejak tahun 1991 Suzanne Collins bekerja sebagai penulis cerita televisi untuk program anak-anak. Belakangan ia juga dikenal sebagai penulis novel fantasi remaja dengan beberapa serialnya yang sukses, termasuk serial The Hunger Games. Saat ini ia tinggal bersama keluarganya dan sepasang kucing yang dipungut dari halaman belakang rumah mereka. The Hunger Games telah diangkat ke layar lebar dengan jadwal rilis 23 Maret 2012, diperankan oleh Jennifer Lawrence / Katnis ( Jen dapat dikenali di X-Men First Class sebagai Young Mystique ), Josh Hutcherson / Peeta ( Josh dapat dikenali di Journey to the Center of The Earth dengan Brendan Fresar ; Zathura dengan Kristen Stewart  ) dan Liam Hemsworth / Gale ( main di The Last Song dengan Miley Cyrus dan sempat pacaran juga )

Best Regards,
* HobbyBuku *

Books "CATCHING FIRE"


Judul Asli : CATCHING FIRE ( book 2 of The Hunger Games Trilogy )    
Penulis : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Alih Bahasa : Hetih Rusli
Cetakan I : Juli 2010 ; 424 hlm 

Sinopsis :
Katnis Everdeen dan Peeta Mellark keluar sebagai pemenang Hunger Games ke-74. Kemenangan mereka disambut meriah karena baru pertama kali 2 orang sekaligus sebagai pemenang dan Distrik 12 yang dianggap Distrik termiskin, kali ini menikmati hasil kemenangan mereka dengan turunnya berbagai sumbangan makanan dan lain-lain. Sebagai pemenang dan mentor, Katnis, Peeta dan Haymitch memperoleh fasillitas tinggal di pemukiman baru, Pemukiman khusus untuk para Pemenang yang dibangun di Distrik 12. 

Namun mereka sadar bahwa semua perayaan yang sedang berlangsung, tidak dapat menghapus luka-luka hati serta fisik yang mereka alami selama Hunger Games. Peeta kehilangan sebelah kakinya, Katnis masih dapat membayangkan pengorbanan kematian Rue dari Distrik 11, sekutunya yang disayanginya karena mengingatkan dirinya akan Prim – adiknya. Serta setiap peserta dari Distrik lain yang tewas, menyisakan mereka berdua yang tersisa.

Namun bagi mereka berdua, Katnis dan Peeta, hubungan yang sangat erat hingga akhir Hunger Games, berubah menjadi dingin dan menjauh sekembalinya mereka ke Distrik 12. Katnis yang bingung memikirkan tanggapan Gale saat ia kembali, tanpa disadari telah menyakiti perasaan Peeta yang ternyata tulus mencintai Katnis. Tapi demi keselamatan mereka serta keluarga, Haymitch memperingatkan mereka untuk tetap meneruskan sandiwara sebagai pasangan kekasih, karena mereka terselamatkan karena respons penonton yang tidak tega melihat pasangan kekasih terbunuh di medan Hunger Games. 

Dan tindakan Katnis untuk menyelamatkan nyawanya dan juga Peeta saat itu bisa dianggap romantis bagi para penonton, namun tidak bagi Capitol terutama Presiden Snow – yang justru menganggap hal itu sebagai simbol pemberontakan yang harus segara ditangani. Bahkan akhirnya menjelang kampanye Para Pemenang ke berbagai Distrik, Presiden Snow khusus mendatangi Katnis di Distrik 12, hanya untuk memberikan peringatan keras, bahwa ia mengetahui siasat yang dilakukan Katnis, dan jika ada sedikit saja tanda-tanda ia memicu pemberontakan dalam bentuk apa pun ( termasuk pertemuan rahasianya dengan Gale, yang entah bagaimana diketahui oleh Presiden Snow ), maka baik keluarganya maupun keluarga Gale akan dimusnahkan.

Katnis sangat murka, namun ia juga meng-khawatirkan ancaman Presiden Snow terhadap orang-orang yang dikasihinya. Maka tak ada jalan lain selain berunding kembali dengan Haymitch, dan Peeta. Akhirnya mereka bertiga sepakat untuk tetap menjalankan strategi sebagainya khalayak tahu, bahwa mereka berdua sepasang kekasih yang memenangkan Hunger Games, dan berusaha fokus menyelesaikan Para Pemenang di Distrik-Distrik lain. Tanpa mereka sangka, respons setiap Distrik menunjukkan bahwa kekhawatiran Presiden Sonw benar terjadi … gejolak-gejolak kecil yang tampak, menunjukkan rakyat mulai berontak terlebih setelah menyaksikan aksi keberanian Katnis hingga mampu merubah aturan permainan Hunger Games. 

Katnis terkenal sebagai sosok ‘Mockingjay’ berkat pin pemberian Madge yang digunakannya selama di Hunger Games. Berbeda dengan masyarakat Capitol yang hanya mengangkat pin tersebut sebagai hiasan belaka, rakyat Distrik menangkap pesan terselubung, karena burung Mockingjay merupakan hasil mutasi tak terduga dari burung Jabberjay yang  hasil rekayasa genetika Capitol semula sebagai senjata namun gagal dan ditelantarkan, namun mereka yang tersisa kawin dengan burung Mockingbird betina dan menghasilkan spesies baru : Mockingjay – yang berhasil hidup dan berkembang-biak. Dan Katnis adalah perlambang Mockingjay, sesuatu yang lahir dari kondisi yang mustahil, simbol pengharapan bagi rakyat Distrik yang sekian tahun menderita di bawah tekanan Capitol.   

Ketika Presiden Snow melihat situasi yang tak menguntungkan ini, sangat berbahaya jika tidak segera dikontrol dengan adanya gejolak di berbagai Distrik. Maka ia membuat pengumuman yang mengejutkan semua pihak. Pada peringatan Hunger Games ke-75 yang disebut sebagai ‘Quarter Quell’ para peserta laki-laki dan perempuan akan dipilih khusus dari setiap pemenang Hunger Games sebelumnya yang masih hidup dari setiap Distrik. 

Katnis terpaku mendengarkan pengumuman itu, karena dari Distrik 12 hanya ada mereka bertiga, dirinya, Peeta dan Haymitch, hanya ada satu perempuan … Katnis, dan ia akan kembali ke Arena Hunger Games berikutnya. Mimpi buruknya semakin bertambah, Katnis tak mampu mengenyahkan rasa sakit di hatinya. Bagaimana ia akan mampu menghadapi hal yang sama kembali, dan diantara pilihannya nanti ia harus membunuh Peeta atau Haymitch, entah yang mana akan terpilih sebagai perwakilan dari Distrik 12. Atau lebih baik ia melarikan diri bersama keluarganya, dan mengajak setiap orang untuk ikut serta dengannya agar jauh dari jangkauan kekuasaan Capitol ? Apa yang sebaiknya ia harus lakukan ? 

Kesan :
Kembali kita turut terombang-ambing dalam gejolak hati dan jiwa sosok Katnis. Sosok Katnis bukan hanya menjadi pahlawan dalam kisah ini, tapi di hati pembaca sosok Katnis juga menjadi pahlawan yang mampu mengalahkan ketakutan dalam dirinya, demi menuntaskan misinya dan berusaha menyelamatkan orang-orang yang dikasihinya. Meski ia bukan sosok yang sempurna, bahkan justru di saat-saat penulis mengungkapkan kondisi-nya yang rentan dan menderita, pembaca turut bersimpati karena penggambaran yang sangat manusiawi ( bukan super woman yang serba bisa ).

Lewat buku pertama kita disajikan pertarungan dahsyat di Hunger Games, dan kali ini kembali penulis menyuguhkan sajian pertempuran yang tidak kalah menariknya. Karena para peserta Hunger Games kali ini merupakan veteran dan para pemenang Hunger Games sebelumnya, masing-masing memiliki kemampuan serta kecerdikan bukan saja untuk bertahan tapi juga menjadi satu-satunya pemenang. 

Jika pada Hunger Games sebelumnya Katnis dan Peeta ( ya, dia mengajukan diri menggantikan Haymitch yang terpanggil ) disarankan untuk berjalan sendiri, namun kali ini mereka membentuk sekutu. Permasalahannya bagaimana bisa diketahui apakah memang orang-orang yang dipilih benar-benar loyal atau tetap mereka memiliki agenda tersendiri ? Pertanyaan tersebut sempat terbersit dalam pikiranku, namun ternyata penulis sudah selangkah lebih maju, karena ternyata ada suatu rencana besar yang sedang dibentuk dan rencana itu baru akan terungkap menjelang saat-saat terakhir, menimbulkan berbagai tanda tanya baru dan bikin penasaran para pembacanya …

Tentang Penulis :
Sejak tahun 1991 Suzanne Collins bekerja sebagai penulis cerita televisi untuk program anak-anak. Belakangan ia juga dikenal sebagai penulis novel fantasi remaja dengan beberapa serialnya yang sukses, termasuk serial The Hunger Games. Saat ini ia tinggal bersama keluarganya dan sepasang kucing yang dipungut dari halaman belakang rumah mereka. The Hunger Games telah diangkat ke layar lebar dengan jadwal rilis 23 Maret 2012, diperankan oleh Jennifer Lawrence / Katnis ( Jen dapat dikenali di X-Men First Class sebagai Young Mystique ), Josh Hutcherson / Peeta ( Josh dapat dikenali di Journey to the Center of The Earth dengan Brendan Fresar ; Zathura dengan Kristen Stewart  ) dan Liam Hemsworth / Gale ( main di The Last Song dengan Miley Cyrus dan sempat pacaran juga )

Best Regards,
* HobbyBuku *

Books "MOCKINGJAY"


Judul Asli : MOCKINGJAY ( book 3 of The Hunger Games Trilogy )   
Penulis : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Alih Bahasa : Hetih Rusli
Cetakan I : Januari 2012 ; 432 hlm 

Sinopsis :                          
Katnis Everdeen sekali lagi berhasil lolos dari Hunger Games. Namun ia tak mampu menyelamatkan Peeta Mellark kembali yang sekarang menjadi tawanan Capitol. Katnis diselamatkan oleh kaum pemberontak dan sekarang bersembunyi di Distrik 13 yang telah dianggap musnah selama bertahun-tahun. Sekarang Distrik 13 bangkit dari kegelapan, setelah sekian lama bersembunyi, dan menjadi markas utama para pemberontak seluruh Distrik. Terlebih setelah Presiden Snow memerintahkan pemusnahan ke-12 Distrik dengan bom-bom tepat saat Katnis menghilang dari arena Hunger Games, diselamatkan pesawat ringan Distrik 13.  Katnis masih bersyukur bahwa Gale dengan sigap menggerakkan sebagian besar penduduk Distrik 12 untuk menyelamatkan diri saat bom-bom dijatuhkan, termasuk keluarga Gale dan keluarga Katnis selamat. Namun tidak bagi hampir separuh penduduk yang tertinggal, mereka tewas, musnah bersama rumah, toko, tanah yang dibom, hanya tinggal abu yang tersisa.

Katnis yang sedang masa pemulihan akibat pertempuran Hunger Games, tak dapat pulih kembali karena memikirkan kondisi Peeta yang tertawan.  Sedangkan para pemberontak menanti dirinya untuk segera bangkit dan menjadi simbol kekuatan dan perlawanan terhadap Capitol, memimpin rakyat menuju kebebasan dari penjara pemerintahan Capitol. Katnis berusaha memenuhi tugas-tugasnya sebagai ‘sang Mockingjay’ tapi entah mengapa, ia merasa bahwa dirinya seakan menjalani hal yang sama seperti peserta Hunger Games. 

Ia melakukan persiapan yang sama dengan tim persiapannya ( yang diculik dari Capitol dan disiksa oleh para pemberontak, sebelum diselamatkan oleh Katnis ), menjadi bintang dalam adegan-adegan yang direkam guna disiarkan pada masyarakat sebagai propaganda melawan Capitol, bertempur melawan musuh-musuh yaitu masyarakat Capitol ( beberapa yang sempat menjadi pertengkaran antara dirinya dengan Gale, saat ia membela tim persiapannya yang notabene orang Capitol, namun mereka selalu bersikap baik terhadap Katnis ), dan dengan segala pertempuran propaganda, tiba-tiba muncul sosok Peeta di layar televisi, sosok yang dikira Katnis telah tewas atau paling tidak disiksa, muncul dalam kondisi segar dan meminta Katnis mendorong para pemberontak untuk melakukan genjatan senjata demi perdamaian dan kelangsungan hidup masyarakat, karena pertempuran hanya akan membuat semua orang nantinya tewas hingga tak ada yang tersisa.

Katnis bingung dan terombang-ambing mendengarkan siaran itu. Di satu sisi ia bahagia karena Peeta selamat, hidup dalam keadaan bugar. Di sisi lain, seakan-akan Peeta berbelok membela Capitol melawan Pemberontak. Katnis merasa bimbang sekaligus marah, tak ada satu pun yang dapat membantunya bahkan memberikan saran, seakan-akan setiap orang memiliki agenda dan maksud tersendiri dalam pemberian dukungan maupun saran-saran. Dan ketika akhirnya ia memutuskan bangkit melawan Capitol, Presiden Snow menunjukkan bukti ancamannya, Katnis menyaksikan bagaimana Peeta hari-demi-hari seakan mengalami penyiksaan yang berat. Hal ini membuat hati Katnis remuk-redam, karena ia tahu jika kebangkitan Mockingjay akan menyakiti Peeta secara fisik, bahkan bisa membawanya pada kematian. Hati Katnis terpecah-belah, bahkan Gale yang selama ini mampu menjadi curahan hati serta sandaran pikiran, justru sering berselisih pendapat dengan Katnis, sehingga hubungan mereka menjauh karena masing-masing memiliki agenda dan pemikiran yang berbeda.

Melihat kondisi Katnis yang semakin terpuruk, jelas tidak membuat program yang dibuat oleh Distrik 13 semakin maju. Maka diambil keputusan untuk membebaskan para tawanan di Capitol. Katnis tidak mengetahui rencana tersebut sampai tim penyelamat telah berangkat. Maka ia hanya bisa menunggu dan menunggu kabar dari usaha yang dirahasiakan. Dan akhirnya, datanglah kabar bahwa tim penyelamat telah kembali beserta tawanan yang berhasil diselamatkan. Katnis dan Haymitch segera menyerbu ke rumah sakit tempat mereka semua dirawat karena kondisi-kondisi selama penyiksaan serta para anggota tim penyelamat banyak pula yang terluka. Katnis mulai melihat Gale yang ditangani dokter, Joanna yang pingsan diangkut masuk, teriakan seorang wanita ; Annie  yang memanggil Finnick – pasangan yang sekian lama terpisah akhirnya bersatu, membuat Katnis terharu sekaligus iri … hingga Haymitch memanggilnya karena telah menemukan Peeta – akhirnya Katnis bisa melihat Peeta yang dikerumuni sekian banyak dokter. Pandangan mereka bertemu, Peeta mendorong semua orang yang ada di sekelilingnya, melompat turun dari tempat tidur dan menuju ke arah Katnis, yang juga berlari mendekatinya sambil merentangkan kedua tanganya untuk memeluk Peeta …. hingga kedua tangan Peeta terasa di lehernya, mencekik dirinya sekuat tenaga. 

Peeta Mellark sekarang bukanlah Peeta yang manis, ramah dan jatuh cinta setengah mati pada Katnis, ia sekarang berusaha membunuh Katnis setiap kali melihatnya. Peeta yakin bahwa Katnis bukan manusia melainkan ‘mutt’ yang disusupkan oleh Capitol demi menghancurkan setiap orang termasuk dirinya. Peeta Mellark mengalami ‘cuci-otak’ sehingga setiap kenangan manisnya dengan Katnis justru berubah menjadi mimpi-mimpi buruknya, sumber ketakutan dan kengerian. Katnis tak sanggup lagi melihat kondisi Peeta yang seperti itu. Maka ia minta ditugaskan di tempat lain di mana ia tidak dapat melihat kembali Peeta. Dan setelah menjalani berbagai latihan singkat untuk memastikan dirinya siap secara fisik dan mental untuk terjun ke medan termpur, akhirnya tibalah saatnya Katnis beserta tim khususnya berangkat untuk mengatasi Distrik 2 – satu-satunya Distrik yang masih dalam pengaruh kekuasaan Capitol dan belum mau menyerah.

Meski Katnis berusaha lari dari Peeta, dan Peeta masih dalam tahap pemulihan kondisi di bawah pengawasan para ahli, kondisi Negara Panem bukan semakin membaik, peperangan terjadi dimana-mana. Korban berjatuhan tanpa pandang bulu, tua-muda, miskin-kaya, membuat Katnis terkadang berpikir apakah benar pemikiran Peeta yang menyarankan bahwa sejak awal sebaiknya mereka semua melakukan genjatan senjata dan merundingkan perdamaian ? Namun saat ini setiap orang yang memikirkan dirinya sendiri dan bagaimana membalas dendam atas kematian demi kematian yang menimpa kerabat mereka. Dan Katnis di medan pertempuran seakan kembali ke arena Hunger Games, menjalani suatu permainan bagai lingkaran setan yang tak terputus hingga semuanya binasa …

Kesan :
Ibarat menonton film, maka ending buku ke-2 dan awal buku ke -3 bagaikan arus adrenalin ketegangan yang mengasyikkan, membuat kita kecanduan untuk terus mengikuti langkah-langkah Katnis Everdeen – tokoh utama dala kisah ini. Penulis dengan pandai memicu minat pembaca dengan menciptakan sosok ‘pahlawan’ dari kalangan biasa yang mampu bangkit memperjuangkan harkat dirinya serta melindungi orang-orang yang dikasihi. Dan segala konflik serta perang batin yang dialami Katnis serta tokoh-tokoh di sekelilingnya, menunjukkan sisi manusiawi yang justru membuat pembaca semakin dekat dengan tokoh-tokoh rekayasa ini, karena dalam setiap diri Katnis, Peeta, Haymitch, Gale bahkan Presiden Snow, ada sekelumit jiwa dan pemikiran yang sama, bahwa kita – pembaca juga dapat berperan dan melakukan hal yang sama dalam kehidupan kita masing-masing. Suatu konsep yang sederhana dan sangat kompleks.

Tanpa banyak menyingkap isi buku terakhir dari trilogy Hunger Games ini, cukup jelas pesan yang tersampaikan bahwa peperangan tidak membawa kebaikan, apa pun alasan di baliknya, karena baik yang menang maupun yang kalah sama-sama kehilangan orang-orang yang dikasihi, nyawa mereka tak mampu dikembalikan dengan cara apa pun. Dan Katnis – pun akhirnya menyadari apa yang benar-benar dia inginkan setelah sekian lama hatinya mencari, setelah mengalami berbagai cobaan berat yang tak pernah mampu menghilangkan mimpi-mimpi buruk yang senantiasa datang …

“ ….Aku sendiri punya banyak api. Yang kubutuhkan adalah bunga dandelion pada musim semi. Warna kuning cerah yang berarti kelahiran kembali, bukannya kehancuran. Janji bahwa hidup bisa berlanjut, tak peduli seburuk apa pun kami kehilangan. Bahwa hidup bisa menjadi baik lagi ….” – Katnis Everdeen

Tentang Penulis :
Sejak tahun 1991 Suzanne Collins bekerja sebagai penulis cerita televisi untuk program anak-anak. Belakangan ia juga dikenal sebagai penulis novel fantasi remaja dengan beberapa serialnya yang sukses, termasuk serial The Hunger Games. Saat ini ia tinggal bersama keluarganya dan sepasang kucing yang dipungut dari halaman belakang rumah mereka. The Hunger Games telah diangkat ke layar lebar dengan jadwal rilis 23 Maret 2012, diperankan oleh Jennifer Lawrence / Katnis ( Jen dapat dikenali di X-Men First Class sebagai Young Mystique ), Josh Hutcherson / Peeta ( Josh dapat dikenali di Journey to the Center of The Earth dengan Brendan Fresar ; Zathura dengan Kristen Stewart  ) dan Liam Hemsworth / Gale ( main di The Last Song yang juga diangkat dari novel Nicholas Sparks ; mendampingi Miley Cyrus dan mereka sempat pacaran juga )

Best Regards,
* HobbyBuku *
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...