Books
“ INKSPELL “
Judul
Asli : TINTENBLUT
(
Book # 2 – Inkworld Trilogy | Tintenwelt )
A
Stories & Illustration by Cornelia Funke
Copyright
© by Cecilia Dressler Verlag GmbH & Co. KG, Hamburg 2005
Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Alih
Bahasa : Dinyah Latuconsina & Monica D. Chresnayani
Editor
: Barokah Ruziati
Cover
by Marcel A.W.
Cetakan
ke-1 : Juni 2012 ; 680 hlm
Rate : 4 of 5
Sebuah
pepatah mengatakan bahwa penantian akan membuahkan hasil yang lebih menarik,
ibarat buah yang disimpan hingga ranum, hingga rasanya akan jauh lebih manis.
Meski diriku bukan termasuk tipikal penyabar, namun untuk kasus ini benar-benar
harus diterapkan karena hasilnya sungguh memuaskan !!! Nah, penasaran kan apa
yang kumaksud, tidak lain penantian selama hampir 3 tahun lamanya untuk membaca
kelanjutan kisah petualangan Mo, Meggie, Staubfinger dan Farid dari kisah
Inkheart ( Tintenherz ) yang menakjubkan. Jangan sebut diri Anda penggemar
fantasi jika tidak mengenal kisah ini (^_^) dan sebagai penggemar buku, topik
apa yang paling menarik untuk disimak selain petualangan para pembaca yang
memiliki kemampuan untuk menghidupkan isi sebuah buku ....
Setahun
telah berlalu, kini Mo, Resa dan Meggie dapat berkumpul sebagai keluarga utuh,
bersama sang bibi Elinor yang mengadopsi Darius sebagai pendamping setia untuk
memenuhi kembali perpustakaan pribadinya yang hancur akibat perbuatan
Capricorn. Musuh telah lenyap, kekuatan sihir jahat seakan menghilang tanpa
jejak, hanya meninggalkan jejak berupa ‘suara’ Resa yang tetap hilang di dunia
lain. Namun satu orang tak mudah melupakan dunia ajaib itu begitu saja. Meggie,
yang kini berusia 13 tahun, senantiasa membayangkan dan merindukan Dunia Tinta
atau yang ia sebut dengan Tintenwelt. Dan hal acapkali menimbulkan pertengkaran
dengan Mo, yang tak mau Meggie terus tenggelam dalam khayalan dunia lain. Mo
masih menyimpan ketakutan serta rasa sakit yang dideritanya selama 10 tahun
lebih saat Resa lenyap masuk ke dalam buku yang dibacanya.
“Lupakanlah Tintenwelt, Meggie ! Ayo kita lupakan dunia itu bersama-sama, setidaknya untuk sementara. Demi ayahmu... dan demi kebaikanmu sendiri. Kalau tidak, suatu saat nanti kau akan buta terhadap segala keindahan yang mengelilingimu di sini.” [ p. 46 ]
Namun
Meggie tak mampu menghilangkan keinginan serta impiannya untuk berkunjung di
dunia yang menjadi tempat tinggal ibunya selama 10 tahun. Dan suatu hari,
keinginannya terkabul ketika secara mendadak Farid muncul di kediaman Elinor.
Pemuda yang telah menghilang bersama dengan satu-satunya buku Tintenherz yang
tersisa setahun lalu, kini membawa berita bahwa Staubfinger berhasil kembali ke
Tintenwelt berkat bantuan pembaca bernama Orpheus. Permasalahannya, Orpheus
ternyata bekerjasama dengan Basta dan Mortola, yang selamat dari pemusnahan.
Dan mereka akan datang mencari Mo guna membalas dendam atas kematian Capricorn.
Saat keluarga tersebut sibuk dengan berita ini, Farid diam-diam meminta bantuan
Meggie untuk membacakan tulisan Orpheus yang telah membawa Staubfinger kembali
ke dunianya. Farid ingin menyusul Staubfinger, dan Meggie menemukan jalan untuk
ikut serta menengok dunia yang selalu dalam mimpi-mimpinya.
“Aku juga ingin memiliki kemampuan yang sama. Aku juga ingin bisa melakukannya. Aku ingin bisa menarik mereka, meyentuh mereka, mereka semua, tokoh-tokoh memesona itu, aku mau mereka keluar dari halaman-halaman buku lalu duduk di sampingku, aku mau mereka tersenyum padaku, aku mau, aku mau, mau ...” [ Inkheart | p. 210 ]
[ source ] |
Dunia
Tintenwelt – dunia dimana hidup Raja Ombra yang suka tertawa, dengan putranya
Cosimo Yang Rupawan, melawan Natternkopf si Raja Perak, dan para seniman yang
dipimpin oleh Pangeran Hitam serta Beruangnya, bahkan Kastel Kegelapan tempat
Capricorn berkuasa, semuanya sungguh menggoda imajinasi serta rasa ingin-tahu.
Impian Meggie adalah impian setiap pecinta buku untuk bisa menjelajahi dunia
dalam kisah-kisah yang dibaca. Bayangkan saja jika bisa masuk dalam kisah
Charlie & The Chocolate Factory dan berkunjung di pabrik coklatnya, atau
mengunjungi Hogwart dan menonton pertandingan Quidditch dan melihat kediaman
Bilbo Baggins di Hobbiton ... wah-wah, sungguh Impian yang mengasyikkan !!
Tetapi sebuah Impian acapkali tidak sesuai dengan realita yang terjadi, karena
topik seputar tanggung jawab serta resiko juga harus diterima, sesuatu yang
sering terlupakan. Seperti juga Meggie, yang dapat dikatakan mengalami gejolak
pencarian identitas diri sebagai remaja plus topik seputar romansa, hanya
karena sedang ‘jatuh-hati’ terhadap Farid maka ia menghalalkan segala cara
untuk mengabulkan keinginan pemuda itu.
“Beberapa buku harus kita coba, beberapa bisa ditelan, namun hanya ada sedikit yang bisa kita kunyah lalu cerna dengan sempurna.” [ Inkheart | p. 15 ]
~ Staubfinger with Gwin ~ [ source ] |
Jika
dalam buku pertama, kita akan dijamu oleh adegan-adegan fantastis yang seru dan
menegangkan, maka buku kedua ini sedikit berbeda. Penulis mengajak pembaca
untuk turut merenungkan, bahwa setiap pilihan yang kita ambil akan membawa pada
jalur yang berbeda yang akan berpengaruh pada kelangsungan masa depan. Meski
terlihat sepele, namun setiap tindakan, setiap ucapan memiliki dampak
tersendiri. Ada aksi maka ada pula reaksi serta konsekuensi. Dan tidak semuanya
berujung pada hasil yang ‘happy-ending’. Para tokoh dalam kisah ini mengajarkan
tentang sifat serta akhlak manusia tidak bisa hanya dilihat dari tampilan luar.
Sosok yang tampan nan sempurna ternyata kosong di dalam benaknya, sedangkan
sosok yang cacat ternyata memiliki pemikiran jauh ke depan, yang sebulumnya
dianggap penjahat tanpa hati nurani ternyata mampu berkorban demi keselamatan
orang lain. Diantara sekian banyak karakter, yang paling menonjol adalah Mo
serta Staubfinger, yang hingga akhir kisah buku kedua ini, mengalami
perkembangan yang mengejutkan. Terutama Staubfinger yang menjadi tokoh
favorit-ku semenjak halaman pertama hingga akhir. Dengan ending yang
benar-benar surprise sekaligus membuatku mencucurkan air mata, tak sabar
rasanya untuk melanjutkan petualangan ini di buku ke-3 ( so, wait for my up-coming review for Tintentod !! )
"Kita bisa menemukan teman-teman baru di antara halaman buku, teman-teman yang luar biasa !"
Tentang
Penulis :
Cornelia
Funke adalah salah satu penulis buku anak & remaja paling terkenal di
Jerman. Ia mulai menulis setelah memperoleh gelar sarjana keguruan sekaligus
menyelesaikan pendidikan di bidang grafis. Ia menulis teks untuk buku
bergambar, buku yang khusus untuk dibacakan, buku untuk para pembaca usia dini,
dan untuk mereka yang terbiasa membaca cepat serta banyak. Sebagian besar
buku-bukunya dihiasi ilustrasi buatannya sendiri.
Buku-buku
Cornelia Funke banyak mendapat penghargaan dan menjadi karya laris
internasional, misalnya Her der Diebe ( Pangeran Pencuri ) yang telah
diterjemahan ke lebih dari dua puluh bahasa dan telah difilmkan. Buku
Tintenherz ini pun telah diangkat ke layar lebar dengan judul Inkheart dan
dibintangi oleh Brendan Fraser sebagai Mo serta Helen Mirren sebagai Elinor …
sedikit ‘spoiler’ menurutku mereka bermain sangat bagus, terutama Helen Mirren
sangat cocok jadi Elinor yang cerewet dan hanya memperdulikan tentang buku
sepanjang hidupnya – namun akhirnya tergerak hatinya untuk menyelamatkan
‘kerabat’-nya yang tersisa. Bahkan tokoh Staubfinger sangat bagus dimainkan
oleh Paul Bettany ( yang main jadi pembunuh di Da Vinci Code ), hanya tokoh
Capricorn dan Basta saja yang kurang pas, Capricorn-nya jadi berkesan konyol
bukannya misterius-dingin-menakutkan ( dimainkan oleh Andy Serkis yang jadi
Gollum di LOTR ). So far film-nya cukup menghibur tanpa visual-effect yang
heboh.
Sekarang
Cornelia Funke tinggal di Los Angeles, AS bersama kedua anaknya dan anjing
mereka, Luna. Ingin mengenal lebih jauh penulis yang satu ini...silahkan
berkunjung di situs-situs berikut : Cornelia Funke Website | Wikipedia |
Inkworld Trilogy | Movies Adaptations
Inkheart aja masih tertimbun #siul2 waktu itu ada yg mau baca bareng inkheart, entah jadi/tak-nya
ReplyDeleteAku belum pernah baca bukunya sih, cuma aku suka filmnya mbak. Inkheart. :D Pengen baca bukunya deh, kapan-kapan.
ReplyDeleteaduuuh jadi pengen baca ulang serial ini deh..soalnya belom pernah kureview :D aku suka banget dunia inkworld, dan pengen banget bisa kayak maggie yang bisa masuk ke dunia buku :D
ReplyDeletepunya e-booknya, sih... kapan, ya, bisa baca ini... -____-"
ReplyDeleteasysyifaahs | asysyifaahs@yahoo.com | Bukunya menarik karena pertama kali baca di review koran remaja, unik juga, cerita buku dalam buku, suka bingung sama triloginya xD
ReplyDelete