Translate

Tuesday, April 30, 2013

Books "INKSPELL"



Books “ INKSPELL “
Judul Asli : TINTENBLUT
( Book # 2 – Inkworld Trilogy | Tintenwelt )
A Stories & Illustration by Cornelia Funke
Copyright © by Cecilia Dressler Verlag GmbH & Co. KG, Hamburg 2005
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Dinyah Latuconsina & Monica D. Chresnayani
Editor : Barokah Ruziati
Cover by Marcel A.W.
Cetakan ke-1 : Juni 2012 ; 680 hlm 
Rate : 4 of 5
Sebuah pepatah mengatakan bahwa penantian akan membuahkan hasil yang lebih menarik, ibarat buah yang disimpan hingga ranum, hingga rasanya akan jauh lebih manis. Meski diriku bukan termasuk tipikal penyabar, namun untuk kasus ini benar-benar harus diterapkan karena hasilnya sungguh memuaskan !!! Nah, penasaran kan apa yang kumaksud, tidak lain penantian selama hampir 3 tahun lamanya untuk membaca kelanjutan kisah petualangan Mo, Meggie, Staubfinger dan Farid dari kisah Inkheart ( Tintenherz ) yang menakjubkan. Jangan sebut diri Anda penggemar fantasi jika tidak mengenal kisah ini (^_^) dan sebagai penggemar buku, topik apa yang paling menarik untuk disimak selain petualangan para pembaca yang memiliki kemampuan untuk menghidupkan isi sebuah buku ....
Setahun telah berlalu, kini Mo, Resa dan Meggie dapat berkumpul sebagai keluarga utuh, bersama sang bibi Elinor yang mengadopsi Darius sebagai pendamping setia untuk memenuhi kembali perpustakaan pribadinya yang hancur akibat perbuatan Capricorn. Musuh telah lenyap, kekuatan sihir jahat seakan menghilang tanpa jejak, hanya meninggalkan jejak berupa ‘suara’ Resa yang tetap hilang di dunia lain. Namun satu orang tak mudah melupakan dunia ajaib itu begitu saja. Meggie, yang kini berusia 13 tahun, senantiasa membayangkan dan merindukan Dunia Tinta atau yang ia sebut dengan Tintenwelt. Dan hal acapkali menimbulkan pertengkaran dengan Mo, yang tak mau Meggie terus tenggelam dalam khayalan dunia lain. Mo masih menyimpan ketakutan serta rasa sakit yang dideritanya selama 10 tahun lebih saat Resa lenyap masuk ke dalam buku yang dibacanya. 




“Lupakanlah Tintenwelt, Meggie ! Ayo kita lupakan dunia itu bersama-sama, setidaknya untuk sementara. Demi ayahmu... dan demi kebaikanmu sendiri. Kalau tidak, suatu saat nanti kau akan buta terhadap segala keindahan yang mengelilingimu di sini.” [ p. 46 ]
Namun Meggie tak mampu menghilangkan keinginan serta impiannya untuk berkunjung di dunia yang menjadi tempat tinggal ibunya selama 10 tahun. Dan suatu hari, keinginannya terkabul ketika secara mendadak Farid muncul di kediaman Elinor. Pemuda yang telah menghilang bersama dengan satu-satunya buku Tintenherz yang tersisa setahun lalu, kini membawa berita bahwa Staubfinger berhasil kembali ke Tintenwelt berkat bantuan pembaca bernama Orpheus. Permasalahannya, Orpheus ternyata bekerjasama dengan Basta dan Mortola, yang selamat dari pemusnahan. Dan mereka akan datang mencari Mo guna membalas dendam atas kematian Capricorn. Saat keluarga tersebut sibuk dengan berita ini, Farid diam-diam meminta bantuan Meggie untuk membacakan tulisan Orpheus yang telah membawa Staubfinger kembali ke dunianya. Farid ingin menyusul Staubfinger, dan Meggie menemukan jalan untuk ikut serta menengok dunia yang selalu dalam mimpi-mimpinya.
“Aku juga ingin memiliki kemampuan yang sama. Aku juga ingin bisa melakukannya. Aku ingin bisa menarik mereka, meyentuh mereka, mereka semua, tokoh-tokoh memesona itu, aku mau mereka keluar dari halaman-halaman buku lalu duduk di sampingku, aku mau mereka tersenyum padaku, aku mau, aku mau, mau ...” [ Inkheart | p. 210 ]
[ source ]
Dunia Tintenwelt – dunia dimana hidup Raja Ombra yang suka tertawa, dengan putranya Cosimo Yang Rupawan, melawan Natternkopf si Raja Perak, dan para seniman yang dipimpin oleh Pangeran Hitam serta Beruangnya, bahkan Kastel Kegelapan tempat Capricorn berkuasa, semuanya sungguh menggoda imajinasi serta rasa ingin-tahu. Impian Meggie adalah impian setiap pecinta buku untuk bisa menjelajahi dunia dalam kisah-kisah yang dibaca. Bayangkan saja jika bisa masuk dalam kisah Charlie & The Chocolate Factory dan berkunjung di pabrik coklatnya, atau mengunjungi Hogwart dan menonton pertandingan Quidditch dan melihat kediaman Bilbo Baggins di Hobbiton ... wah-wah, sungguh Impian yang mengasyikkan !! Tetapi sebuah Impian acapkali tidak sesuai dengan realita yang terjadi, karena topik seputar tanggung jawab serta resiko juga harus diterima, sesuatu yang sering terlupakan. Seperti juga Meggie, yang dapat dikatakan mengalami gejolak pencarian identitas diri sebagai remaja plus topik seputar romansa, hanya karena sedang ‘jatuh-hati’ terhadap Farid maka ia menghalalkan segala cara untuk mengabulkan keinginan pemuda itu.
“Beberapa buku harus kita coba, beberapa bisa ditelan, namun hanya ada sedikit yang bisa kita kunyah lalu cerna dengan sempurna.” [ Inkheart | p. 15 ]
~ Staubfinger with Gwin ~ [ source ]
Jika dalam buku pertama, kita akan dijamu oleh adegan-adegan fantastis yang seru dan menegangkan, maka buku kedua ini sedikit berbeda. Penulis mengajak pembaca untuk turut merenungkan, bahwa setiap pilihan yang kita ambil akan membawa pada jalur yang berbeda yang akan berpengaruh pada kelangsungan masa depan. Meski terlihat sepele, namun setiap tindakan, setiap ucapan memiliki dampak tersendiri. Ada aksi maka ada pula reaksi serta konsekuensi. Dan tidak semuanya berujung pada hasil yang ‘happy-ending’. Para tokoh dalam kisah ini mengajarkan tentang sifat serta akhlak manusia tidak bisa hanya dilihat dari tampilan luar. Sosok yang tampan nan sempurna ternyata kosong di dalam benaknya, sedangkan sosok yang cacat ternyata memiliki pemikiran jauh ke depan, yang sebulumnya dianggap penjahat tanpa hati nurani ternyata mampu berkorban demi keselamatan orang lain. Diantara sekian banyak karakter, yang paling menonjol adalah Mo serta Staubfinger, yang hingga akhir kisah buku kedua ini, mengalami perkembangan yang mengejutkan. Terutama Staubfinger yang menjadi tokoh favorit-ku semenjak halaman pertama hingga akhir. Dengan ending yang benar-benar surprise sekaligus membuatku mencucurkan air mata, tak sabar rasanya untuk melanjutkan petualangan ini di buku ke-3 ( so, wait for my up-coming review for Tintentod !! )
"Kita bisa menemukan teman-teman baru di antara halaman buku, teman-teman yang luar biasa !"
Tentang Penulis :
Cornelia Funke adalah salah satu penulis buku anak & remaja paling terkenal di Jerman. Ia mulai menulis setelah memperoleh gelar sarjana keguruan sekaligus menyelesaikan pendidikan di bidang grafis. Ia menulis teks untuk buku bergambar, buku yang khusus untuk dibacakan, buku untuk para pembaca usia dini, dan untuk mereka yang terbiasa membaca cepat serta banyak. Sebagian besar buku-bukunya dihiasi ilustrasi buatannya sendiri. 

Buku-buku Cornelia Funke banyak mendapat penghargaan dan menjadi karya laris internasional, misalnya Her der Diebe ( Pangeran Pencuri ) yang telah diterjemahan ke lebih dari dua puluh bahasa dan telah difilmkan. Buku Tintenherz ini pun telah diangkat ke layar lebar dengan judul Inkheart dan dibintangi oleh Brendan Fraser sebagai Mo serta Helen Mirren sebagai Elinor … sedikit ‘spoiler’ menurutku mereka bermain sangat bagus, terutama Helen Mirren sangat cocok jadi Elinor yang cerewet dan hanya memperdulikan tentang buku sepanjang hidupnya – namun akhirnya tergerak hatinya untuk menyelamatkan ‘kerabat’-nya yang tersisa. Bahkan tokoh Staubfinger sangat bagus dimainkan oleh Paul Bettany ( yang main jadi pembunuh di Da Vinci Code ), hanya tokoh Capricorn dan Basta saja yang kurang pas, Capricorn-nya jadi berkesan konyol bukannya misterius-dingin-menakutkan ( dimainkan oleh Andy Serkis yang jadi Gollum di LOTR ). So far film-nya cukup menghibur tanpa visual-effect yang heboh.

Sekarang Cornelia Funke tinggal di Los Angeles, AS bersama kedua anaknya dan anjing mereka, Luna. Ingin mengenal lebih jauh penulis yang satu ini...silahkan berkunjung di situs-situs berikut : Cornelia Funke Website | Wikipedia | Inkworld Trilogy | Movies Adaptations

~ Review ini dibuat dalam rangka EVENT POSTING BERSAMA BBI dengan Tema : BUKU TENTANG BUKU



Best Regards,
* Hobby Buku * 

5 comments:

  1. Inkheart aja masih tertimbun #siul2 waktu itu ada yg mau baca bareng inkheart, entah jadi/tak-nya

    ReplyDelete
  2. Aku belum pernah baca bukunya sih, cuma aku suka filmnya mbak. Inkheart. :D Pengen baca bukunya deh, kapan-kapan.

    ReplyDelete
  3. aduuuh jadi pengen baca ulang serial ini deh..soalnya belom pernah kureview :D aku suka banget dunia inkworld, dan pengen banget bisa kayak maggie yang bisa masuk ke dunia buku :D

    ReplyDelete
  4. punya e-booknya, sih... kapan, ya, bisa baca ini... -____-"

    ReplyDelete
  5. asysyifaahs | asysyifaahs@yahoo.com | Bukunya menarik karena pertama kali baca di review koran remaja, unik juga, cerita buku dalam buku, suka bingung sama triloginya xD

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...