Translate

Tuesday, September 17, 2013

Books "PERCY JACKSON & THE OLYMPIAN : THE LIGHTNING THIEF"

Books “PENCURI PETIR”
Judul Asli : THE LIGHTNING THIEF
[ book 1 of Percy Jackson & The Olympian Series ]
Copyright © 2005, Rick Riordan
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Femmy Syahrani
Editor : Soehindrati A. Shinta
Penyelaras Aksara : Alfiyan, Indah
Ilustrasi Isi : Kebun Angan
Ilustrasi & Desain Sampul : Kebun Angan
Cetakan I :  Desember 2008 ; 458 hlm ; ISBN 978-979-433-540-6
Rate : 3,5 of 5

“Aku tidak pernah ingin jadi anak blasteran. Menjadi blasteran itu berbahaya. Menyeramkan. Sering bikin orang terbunuh secara menyakitkan dan mengerikan.” [ ~ Perseus ‘Percy’ Jackson | p. 1 ]
Nah, kalimat di halaman pertama ini sudah langsung menarik perhatianku. Sepengetahuanku, menjadi anak blasteran itu biasanya memiliki penampilan keren, cakep dan menarik, bahkan banyak yang memimpikan terlahir sebagai keturunan blasteran ... lalu mengapa yang satu ini justru menimbulkan reaksi sebaliknya ?

Ternyata kisah ini tentang perjalanan anak-anak ‘blasteran’ yang tidak biasa. Mereka yang dijuluki ‘half-blood’ ini mengalami proses kehidupan yang tidak semuanya menyenangkan, bahkan bisa dikatakan mengundang mara-bahaya bagi diri mereka sendiri serta orang-orang disekelilingnya. Karena para ‘half-blood’ ini merupakan putra-putri hasil keturunan manusia serta dewa-dewi Yunani.



Bagi kalian yang belum pernah mendengar nama Zeus, Poseidon, Hades, Hera, Artemis, Aphrodite, Athena, dll – mereka ini adalah para Dewa-Dewi Penguasa Yunani yang memiliki jiwa Abadi alias tidak pernah bisa ‘binasa’ plus mereka memiliki kekuatan mengendalikan alam semesta yang ada di Bumi. Satu hal yang harus diketahui, meski para Dewa-Dewi ini memiliki kelebihan dibandingkan manusia yang merupakan makhluk fana (alias tidak abadi), ternyata mereka juga suka bertengkar, berkelahi dan saling mencurigai satu-sama lain, yang membawa masing-masing pengikut serta keturunan masing-masing acapkali bertengkar, berkelahi dan dalam skala lebih besar, bertempur hingga salah satu ‘binasa’.

Percy Jackson – tokoh utama dalam kisah ini semula hanyalah bocah berusia 12 tahun yang dapat dikategorikan ‘bermasalah’. Bukan saja ia mengalami kesulitan belajar akibat ‘disleksia’ yang dideritanya, plus gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) yang membuatnya sulit untuk duduk diam dan fokus pada satu hal dalam waktu tertentu. Hal ini membuatnya harus sering pindah sekolah karena aneka ragam ‘kasus’ yang membuatnya mendapat ‘cap’ nak bermasalah dan tak tertolong.

Hingga suatu hari, saat ia berusaha menyelesaikan pelajarannya di Akademi Yancy – sekolah swasta terbaru yang dimasukinya, muncul masalah besar yang membuat Percy, sekali lagi dikeluarkan dari sekolah setelah guru Aljabarnya Mrs. Doods mendadak berubah menjadi monster mengerikan yang menyerang dirinya di museum saat mereka menjalani karyawisata. Keanehan demi keanehan muncul setelah peristiwa itu, perilaku sahabatnya Gover serta guru sejarahnya Mr. Brunner, membuat Percy semakin bingung serta penasaran.

Percy tak menemukan jawaban dari misteri yang menyelubungi benaknya, hingga Gover mendadak muncul di tempat liburan yang sedang dinikmati bersama ibunya. Menurut Grover, nyawa Percy dalam bahaya, sehingga mereka harus menuju suatu tempat yang lebih aman. Segala sesuatu berjalan dengan cepat, musuh yang tak diketahui, mendadak muncul dan menyergap mereka, dan berhasil melukai ibu Percy hingga tewas dan lenyap. Percy berjuang melawan monster yang berwujud Minotaur, dan berhasil mengalahkannya saat kemarahan, ketakutan dan kesedihan membuat kekuatan Percy muncul dari dalam dirinya.

Pingsan tak sadarkan diri, Percy terbangun dan mendapati dirinya telah berada di dalam ‘Half-Blood Camp’ – kamp dimana para Demigod (keturunan Dewa dan manusia) dilatih dan dibimbing untuk memperkuat diri mereka dalam menjalani keseharian di dunia luar. Pada saat inilah Percy menghadapi kenyataan pahit bahwa dirinya bukan manusia biasa, melainkan salah satu dari kaum ‘blasteran’. Bahwa Grover sahabatnya ternyata seorang ‘satir’ yang ditugaskan mengawasi dan menjaga dirinya. Dan Mr. Brunner – guru sejarah favoritnya yang senantiasa duduk diatas kursi roda ternyata seorang centaur yang ternama : Chiron – pembimbing para pahlawan seperti Achiles dan Hercules.

Membaca nama-nama para tokoh yang dikenal dalam mitologi Yunani, merupakan topik yang sangat kusukai, dan ini juga salah satu alasan mengapa diriku memutuskan ‘koleksi’ serial ini semenjak awal rilis edisi terjemahannya di tahun 2008 (jauh sebelum film adaptasinya muncul lho), dan karena pengalaman ‘tak menyenangkan ‘ dari membaca kisah Harry Potter yang harus menunggu minimal setahun untuk mengetahui kelanjutan kisahnya, maka semenjak awal kuputuskan tidak membaca buku pertama sampai serial terakhir kisah ini rilis (rencananya sekalian baca sampai selesai). Dan ketika buku kelima akhirnya rilis di tahun 2010, nyaris kubuka dan kubaca, namun kembali tertunda saat mendengar sekuel kisah ini ‘Hero of Olympus’ akan rilis. Alhasil rencana menikmati petualangan Percy Jackson kembali tertunda ...hingga kini di kahir tahun 2013.

Mengapa akhirnya kuputuskan membaca (meski ‘Hero of Olympus’ baru rilis sampai buku ke-3), salah satunya karena sedang ‘bongkar-lemari’ dalam rangka ‘garage-sale’ – dan inilah mengapa di akhir pekan ini diriku justru ‘marathon’ membaca petualangan Percy Jackson. Sedangkan alasan kedua, karena diriku hendak menonton film adaptasi yang baru rilis, rasanya kurang pas deh jika belum membaca bukunya (^_^) Ok, enough for a very long excuses or the reason why I postpone this books so long to read. Now, my thought about this stories : I like it !!! Bukan hanya karena menyinggung dan mengupas tema mitologi Yunani, tetapi juga aksi petualangan yang lumayan seru dari awal hingg akhir.

Satu-satunya ‘ganjalan’ dalam menikmati edisi terjemahan ini, pemilihan gaya bahasa yang menggunakan ‘bahasa-gaul-remaja-Indonesia’ yang bukan ‘favorit-ku’ dalam segala jenis bacaan (terutama edisi terjemahan). Kemungkinan hal ini disengaja untuk mengikuti versi asli yang memang menggunakan ‘bahasa-gaul’ khas remaja Amerika. Tetapi tentu saja kesan yang ditimbulkan dari dua jenis ‘bahasa gaul’ tersebut sama sekali berbeda. Untung saja tidak semua kalimat dirubah menjadi semacam ‘bahasa-alay’ (yang masih sering kujumpai pada edisi terjemahan populer dari penerbit ini).

Namun secara keseluruhan, kisah ini masih bisa dinikmati sembari terkadang harus ‘mengernyitkan-dahi’ saat mendapati versi-versi ‘gaul’ tersebut. Ganjalan lainnya, entah mengapa edisi ilustrasi asli terutama bagian isi diganti dengan versi lain yang terus terang tidak menambah ‘keindahan’ isi kisah ini. Seperti melihat coretan anak-anak (read : children, not adult) yang beberapa diantaranya harus ‘main-tebak’ ini gambar apa ya ?? (apalagi dalam versi hitam-putih yang kusam, semakin tidak jelas makna gambar-gambar tersebut). Bukan berarti diriku anti ilustrator karya anak bangsa, bahkan versi karya Sweta K. yang mengisi edisi terjemahan serial Gideon the Cutpurse, maupun serial Black Magicians’ Trilogy hingga Young Sherlock Holmes, masih lebih bagus dan menarik dibandingkan edisi ilustrasi dalam serial ini.

Memang untuk buku-buku edisi terjemahan (terutama kisah fantasi) tidak semuanya bisa memuaskan penggemar (sekaligus kolektor), namun ada baiknya penerbit memperhatikan ‘kesalahan-kesalahan’ yang selalu tampak berulang pada edisi terjemahan buku kategori populer. Sayang kan jika masuk kategori bestseller namun tidak diadakan dalam versi yang lebih optimal. Bagi kalian yang tidak terlalu ‘rewel’ dengan hal-hal seperti ini, kujamin untuk ceritanya cukup menarik untuk dinikmati dari buku pertama hingga terakhir. Dan satu hal, jangan hanya menonton film adaptasinya, karena seperti biasa ...banyak sekali detail serta hal-hal penting yang tidak diungkapkan dalam versi adaptasinya (^_^)
“Apakah kau tak merasakannya – kegelapan yang berkumpul, monster yang semakin kuat? Apa kau tak menyadari betapa sia-sia semuanya? Semua kepahlawanan – menjadi pion para dewa. Mereka semestinya sudah digulingkan ribuan tahun lalu, tetapi mereka bertahan, berkat kita anak-anak blasteran.” [ p. 441 ]
Tentang Penulis :
Rick Riordan, semula menjalani profesi sebagai guru Sejarah dan Bahasa Inggris di sebuah sekolah menengah negeri dan swasta di kota San Fransisko, Bay Area serta Texas selama 15 tahun, hingga memperoleh anugerah Master Teacher Award dari sekolah Saint Mary’s Hall pada tahun 2002. Karya fiksi dewasa yang ditulisnya, memenangkan tiga penghargaan nasional untuk kategori misteri, mulai dari Edgar Award, Anthony Award hingga Shamus Award. Rangkaian cerita pendek karyanya juga dimuat dalam majalah misteri Mary Higgins Clark dan majalah misteri Ellery Queen.

Kesuksesan karya tulisnya melalui serial Percy Jackson & The Olympians, dimulai dari buku pertama The Lightning Thief yang masuk dalam daftar New York Times Notable Book di tahun 2005, dan hak cipta adaptasi filmnya dibeli oleh Twentieth Century Foxdan telah tayang pada Februari 2010. Menyusul buku kedua ‘The Sea of Monsters’ yang juga telah diadaptasi dan rilis pada bulan Agustus 2013. Serial yang terdiri dari lima judul buku yang membuat kumpulan penggemar petualangan para ‘Demi-God’ bahkan berlanjut pada serial Hero of Olympus, yang merupakan sekuel petualangan Percy Jackson dan kawan-kawannya.

Selain serial yang mengangkat sejarah dan mitologi Yunani, beliau juga menghasilkan karya lain yang mengambil tema sejarah  serta mitologi Mesir dalam serial ‘Kane Chronicles’ yang tak kalah menariknya. Kini Rick Riordan menjalani kehidupan full-time sebagai penulis aktif yang selalu menyajikan ide-ide serta tema menarik bagi kaum remaja hingga dewasa. Beliau tinggal di kawasan San Antonio bersama istri dan kedua putranya.

[ more about the author and related works, just check at here : Rick Riordan | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | Percy Jackson’s Site (UK) | Percy Jackson's Site (USA) ]  

Best Regards,
* Hobby Buku * 

3 comments:

  1. Septianto | seplucid@gmail.com | banyak yang bilang ini seri wajib koleksi buat penggemar fantasy, cuma baru liat film-nya udah suka tapi kabarnya bukunya jauh lebih bagus dari film-nya, jadi tambah penasaranka saya, hahaa..

    ReplyDelete
  2. Sasa Isnara | sasaisnara@gmail.com | Sebelum film ini dirilis, saya cuek bebek, 'ahh pasti biasa aja' lagian kalau terjemahannya kadang bikin pusing, eh pas ada filmnya terus ada yang bilang bagusan novelnya, saya jadi pengen baca plus ngoleksi :D

    ReplyDelete
  3. Maryana | amz_ochi_gnz@yahoo.co.id | Temenku punya set nya. Tinggal pinjem sih tapi rasanya gak afdol kalau gak baca sendiri. Temen-temen penggemar novel fantasi banyak banget yang suka. Kalau lagi pada ngobrol, aku doang yang mati gaya XD

    Udah nonton filmnya dan suka. Meski ada beberapa hal janggal dan aku pengen mastiin di bukunya :)

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...