Books
“INGO”
Judul
Asli : INGO
[ book 1 of INGO Chronicles ]
Copyright
© 2005 by Helen Dunmore
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama
Alih
Bahasa : Rosemary Kesauli
Cover
by Satya Utama Jadi
Cetakan
I : Juni 2009 ; 312 hlm
Rate : 4 of 5
Ingatkah kau akan kisah-kisah tentang
putri duyung beserta kehidupan di bawah laut ? Nah ini ada suatu kisah yang
akan mengingatkan dirimu … namun ini bukan suatu dongeng bak kisah Disney
Little Mermaid atau tentang Putri Ariel, tapi suatu kisah tentang anak manusia
dan asal-usulnya …
Mathew
dan Jennie Trewhella,
menjalani hidup bahagia dan tenang bersama kedua putra-putri mereka,
Connor dan Sapphire di kediaman dekat pantai di sepanjang
Pantai Cornwall. Namun pada
suatu pertengahan musim panas terjadi peristiwa yang menjadi bahan perbincangan
masyarakat sekitar dan sejak itu kehidupan keluarga Trewhella
berubah. Pada suatu hari Mathew menghilang
bersama kapalnya Peggy Gordon. Pencarian di sekeliling pantai dan
lautan tidak menemukan apa pun, hingga berminggu-minggu kemudian kapal yang
karam ditemukan bermil-mil jauhnya dari lokasi awal … dan sosok Mathew masih
tidak ditemukan. Akhirnya diputuskan bahwa Mathew telah meninggal, meski
pemakaman harus dilakukan
tanpa adanya tubuh yang dapat dikuburkan.
Semua
orang berpendapat bahwa Mathew telah meninggal, kecuali kedua putra-putrinya
Connor dan Sapphire. Terutama Sapphire yang
senantiasa teringat akan kisah yang pernah diceritakan oleh ayahnya, kisah
tentang seorang pria serta putri duyung yang berakhir dengan kesedihan … dan Sapphire yakin bahwa
ayahnya berada di suatu tempat yang disebut INGO. Seiring dengan
perjalanan waktu, tak terasa sudah hampir setahun sejak Mathew menghilang. Baik
keyakinan Sapphire maupun Connor belum berubah, walau pun kenyataan tidak
memberikan petunjuk sedikit pun tentang keberadaan ayah mereka. Sapphire
merasakan dirinya tak akan pernah kembali utuh, ada sesuatu yang dirasakan
hilang namun ia tidak tahu harus berbuat apa selain menjalani rutinitas
hidupnya … setidaknya itulah yang diharapkan oleh ibunya.
Sapphire
yang sangat dekat dengan ayahnya merasakan kehilangan demi kehilangan, apalagi
semenjak ibunya harus mengambil alih kendali rumah tangga, ia hampir tidak
memiliki waktu luang untuk putra-putrinya, bahkan keberadaan Connor yang
senantiasa melindungi dirinya tak dapat mengusir rasa sepi yang dirasakan
Sapphire. Dan suatu hari Connor tidak berada di tempat di mana ia seharusnya,
di rumah menemani Sapphire saat ibunya berangkat kerja. Saat Sapphire berusaha
mencari Connor, ia melihat kakaknya sedang bercengkerama dengan seorang gadis misterius yang tak dikenalnya di
tebing pantai. Namun saat ia menanyakan hal tersebut, Connor mengelak
pertanyaan Sapphire, sesuatu yang tak pernah dilakukan sebelumnya.
Semenjak
pertemuan tak disengaja itu, Sapphire menjumpai kenyataan bahwa Connor sering
bertemu dengan gadis tersebut hingga lupa waktu. Hingga suatu hari Connor
tiba-tiba menghilang, maka Sapphire tahu ia harus menelusuri pantai guna
mencari kakaknya. Dalam pencarian tiba-tiba Sapphire mendengar nyanyian yang
biasa dilagukan oleh ayahnya, dan sosok
anak laki-laki menyerupai Connor sedang duduk di tebing dan
bernyanyi.
Setelah dekat barulah Sapphire menyadari bahwa bocah tersebut bukanlah manusia,
karena pinggang kebawah berbentuk ekor – layaknya ekor duyung. Bocah yang
menyebut dirinya Faro mengaku sebagai makhluk kaum Mer dan
ia menjanjikan mengantar Sapphire menemui Connor yang dikatakannya sedang
bersama Elvira – kakak Faro, yang juga merupakan kaum Mer.
Maka
Sapphire pun pergi mengikuti Faro menjelajahi dunia ajaib di bawah laut, dunia
yang belum pernah diketahui atau dilihat oleh
Sapphire … bahkan ia mampu tidak bernafas dalam air, suatu kemampuan yang
menurut Faro dimiliki oleh Sapphire sebagai keturunan Mathew Trewhella, yang juga keturunan kaum
Mer. Kesenangan akan petualangan baru hampir membuat Sapphire melupakan
tujuannya semula yaitu mencari Connor. Namun saat ia akhirnya memutuskan
kembali ke permukaaan laut menuju pantai, ia justru menjumpai Connor sedang
gelisah serta cemas menanti dirinya pantai. Ternyata
Sapphire telah menghilang selama hampir 24 jam penuh, padahal ia merasa hanya
sebentar bersama Faro. Connor memperingatkan akan bahaya dunia yang dijalani
oleh kaum Mer sangat berbeda dengan dunia manusia, dan Sapphire dilarang untuk
kembali mendekati lautan.
Namun
kekuatan dunia laut semain kuat menarik diri Sapphire. Dirinya justru semakin
dahaga mendambakan udara laut serta asinnya air laut. Connor ketakutan melihat
perubahan pada diri Sapphire, ia tidak ingin kehilangan lagi keluarga yang
dikasihinya setelah ayahnya – yang diyakininya juga menjadi korban dari dunia
Ingo. Maka Connor berusaha keras menjaga serta
senantiasa mengingatkan Sapphire, sembari berusaha menjaga rahasia teresebut
dari ibu mereka. Tak ada yang dapat membantu mereka menghadapi masalah ini,
hingga mereka teringat pada Granny Carne, wanita tetua di pemukiman mereka.
Ternyata Granny Carne mengetahui tentang Ingo serta asal-usul keluarga
Trewhella, bahwa kakek mereka juga menghilang setelah terpikat pada putri
duyung, meninggalkan kekasihnya yang mengandung putra mereka – ayah Connor dan
Sapphire.
Kenyataan
bahwa dalam diri Connor dan Sapphire mengalir kekuatan kaum Mer,
membuat mereka menjadi sebagian manusia sebagian kaum Mer. Granny Carne
mengingatkan bahwa masing-masing dari mereka akan mengeluarkan kekuatan tersembunyi
bila telah tiba waktunya, namun ia juga mengingatkan agar mereka berdua
menjauhi wilayah laut kekuasaan kaum Mer, demi kebaikan serta keselamatan
mereka. Connor dan Sapphire sebisa mungkin mengikuti
pesan Granny Carne, meskipun keinginan untuk mengungkapkan rahasia leluhur
mereka serta mencari keberadaan ayah mereka sangat kuat. Dan niat kuat mereka
akhirnya mendapat ujian berat saat nyawa seseorang yang mulai dekat pada
keluarga mereka dalam ancaman bahaya … karena dianggap telah mengusik ketenangan
kehidupan kaum Mer – dunia Ingo yang sakral.
Tentang
Penulis :
Helen
Dunmore, lahir 12 Desember 1952, lulusan Universitas York, ia adalah penulis
yang aktif mengeluarkan novel, cerita pendek, puisi-puisi Inggris serta cerita
anak yang menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah. Berbagai penghargaan
diterima atas karya-karyanya, seperti The Society of Autor’s McKitterick Prize, The Orange Prize, The Cardiff
International Poetry Prize, dan masih banyak lagi. Saat ini ia tinggal di
Bristol, Inggris dan terus menghasilkan karya-karya tulis.
[ more about this
author & related works, just check at here : Helen Dunmore | on Goodreads
| on Wikipedia ]
~
This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
11th Book in What’s A Name
Challenge
18th Book in Finding New
Author Challenge
50th Book in TBRR Pile
Best
Regards,
Hobby
Buku
Nama : Dian S
ReplyDeleteEmail : dian.sagit4@gmail.com
Aku suka tema novel ini, tentang dunia laut, tentang duyung. Sangat menarik, dan reviuwnya bikin penasaran. :D
Biondy | biondyalfian[at]yahoo[dot]com | Suka sama tema duyung yang diangkat. Sudah lama penasaran sama novel ini sih :D
ReplyDeleteNama: Khairisa | E-mail: plizz.dont.make.me.sad@gmail.com | Alasan:
ReplyDeletePutri duyung dan dunia kerajaan laut yang misterius dan "menggoda" sepertinya merupakan cerita yang bakal memikat xD Setelah tahu ceritanya juga saya makin penasaran^^