Translate

Monday, March 17, 2014

Books "INGO"

Books “INGO”
Judul Asli : INGO
[ book 1 of  INGO Chronicles ]
Copyright © 2005 by Helen Dunmore
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Rosemary Kesauli
Cover by Satya Utama Jadi
Cetakan I : Juni 2009 ; 312 hlm
Rate : 4 of 5

Ingatkah kau akan kisah-kisah tentang putri duyung beserta kehidupan di bawah laut ? Nah ini ada suatu kisah yang akan mengingatkan dirimu … namun ini bukan suatu dongeng bak kisah Disney Little Mermaid atau tentang Putri Ariel, tapi suatu kisah tentang anak manusia dan asal-usulnya …

Mathew dan Jennie Trewhella, menjalani hidup bahagia dan  tenang bersama kedua putra-putri mereka, Connor dan Sapphire di kediaman dekat pantai di sepanjang Pantai Cornwall. Namun pada suatu pertengahan musim panas terjadi peristiwa yang menjadi bahan perbincangan masyarakat sekitar dan sejak itu kehidupan keluarga Trewhella berubah. Pada suatu hari Mathew menghilang bersama kapalnya Peggy Gordon. Pencarian di sekeliling pantai dan lautan tidak menemukan apa pun, hingga berminggu-minggu kemudian kapal yang karam ditemukan bermil-mil jauhnya dari lokasi awal … dan sosok Mathew masih tidak ditemukan. Akhirnya diputuskan bahwa Mathew telah meninggal, meski  pemakaman harus dilakukan tanpa adanya tubuh yang dapat dikuburkan.



Semua orang berpendapat bahwa Mathew telah meninggal, kecuali kedua putra-putrinya Connor dan Sapphire. Terutama Sapphire yang senantiasa teringat akan kisah yang pernah diceritakan oleh ayahnya, kisah tentang seorang pria serta putri duyung yang berakhir dengan kesedihan … dan Sapphire yakin bahwa ayahnya berada di suatu tempat yang disebut INGO.  Seiring dengan perjalanan waktu, tak terasa sudah hampir setahun sejak Mathew menghilang. Baik keyakinan Sapphire maupun Connor belum berubah, walau pun kenyataan tidak memberikan petunjuk sedikit pun tentang keberadaan ayah mereka. Sapphire merasakan dirinya tak akan pernah kembali utuh, ada sesuatu yang dirasakan hilang namun ia tidak tahu harus berbuat apa selain menjalani rutinitas hidupnya … setidaknya itulah yang diharapkan oleh ibunya.

Sapphire yang sangat dekat dengan ayahnya merasakan kehilangan demi kehilangan, apalagi semenjak ibunya harus mengambil alih kendali rumah tangga, ia hampir tidak memiliki waktu luang untuk putra-putrinya, bahkan keberadaan Connor yang senantiasa melindungi dirinya tak dapat mengusir rasa sepi yang dirasakan Sapphire. Dan suatu hari Connor tidak berada di tempat di mana ia seharusnya, di rumah menemani Sapphire saat ibunya berangkat kerja. Saat Sapphire berusaha mencari Connor, ia melihat kakaknya sedang bercengkerama dengan seorang gadis misterius yang tak dikenalnya di tebing pantai. Namun saat ia menanyakan hal tersebut, Connor mengelak pertanyaan Sapphire, sesuatu yang tak pernah dilakukan sebelumnya.

Semenjak pertemuan tak disengaja itu, Sapphire menjumpai kenyataan bahwa Connor sering bertemu dengan gadis tersebut hingga lupa waktu. Hingga suatu hari Connor tiba-tiba menghilang, maka Sapphire tahu ia harus menelusuri pantai guna mencari kakaknya. Dalam pencarian tiba-tiba Sapphire mendengar nyanyian yang biasa dilagukan oleh ayahnya, dan sosok anak laki-laki menyerupai Connor sedang duduk di tebing dan bernyanyi. Setelah dekat barulah Sapphire menyadari bahwa bocah tersebut bukanlah manusia, karena pinggang kebawah berbentuk ekor – layaknya ekor duyung. Bocah yang menyebut dirinya Faro mengaku sebagai makhluk kaum Mer dan ia menjanjikan mengantar Sapphire menemui Connor yang dikatakannya sedang bersama Elvira – kakak Faro, yang juga merupakan kaum Mer.

Maka Sapphire pun pergi mengikuti Faro menjelajahi dunia ajaib di bawah laut, dunia yang belum pernah diketahui atau dilihat oleh Sapphire … bahkan ia mampu tidak bernafas dalam air, suatu kemampuan yang menurut Faro dimiliki oleh Sapphire sebagai keturunan Mathew Trewhella, yang juga keturunan kaum Mer. Kesenangan akan petualangan baru hampir membuat Sapphire melupakan tujuannya semula yaitu mencari Connor. Namun saat ia akhirnya memutuskan kembali ke permukaaan laut menuju pantai, ia justru menjumpai Connor sedang gelisah serta cemas menanti dirinya pantai. Ternyata Sapphire telah menghilang selama hampir 24 jam penuh, padahal ia merasa hanya sebentar bersama Faro. Connor memperingatkan akan bahaya dunia yang dijalani oleh kaum Mer sangat berbeda dengan dunia manusia, dan Sapphire dilarang untuk kembali mendekati lautan.

Namun kekuatan dunia laut semain kuat menarik diri Sapphire. Dirinya justru semakin dahaga mendambakan udara laut serta asinnya air laut. Connor ketakutan melihat perubahan pada diri Sapphire, ia tidak ingin kehilangan lagi keluarga yang dikasihinya setelah ayahnya – yang diyakininya juga menjadi korban dari dunia Ingo. Maka Connor berusaha keras menjaga serta senantiasa mengingatkan Sapphire, sembari berusaha menjaga rahasia teresebut dari ibu mereka. Tak ada yang dapat membantu mereka menghadapi masalah ini, hingga mereka teringat pada Granny Carne, wanita tetua di pemukiman mereka. Ternyata Granny Carne mengetahui tentang Ingo serta asal-usul keluarga Trewhella, bahwa kakek mereka juga menghilang setelah terpikat pada putri duyung, meninggalkan kekasihnya yang mengandung putra mereka – ayah Connor dan Sapphire.

Kenyataan bahwa dalam diri Connor dan Sapphire mengalir kekuatan kaum Mer, membuat mereka menjadi sebagian manusia sebagian kaum Mer. Granny Carne mengingatkan bahwa masing-masing dari mereka akan mengeluarkan kekuatan tersembunyi bila telah tiba waktunya, namun ia juga mengingatkan agar mereka berdua menjauhi wilayah laut kekuasaan kaum Mer, demi kebaikan serta keselamatan mereka. Connor dan Sapphire sebisa mungkin mengikuti pesan Granny Carne, meskipun keinginan untuk mengungkapkan rahasia leluhur mereka serta mencari keberadaan ayah mereka sangat kuat. Dan niat kuat mereka akhirnya mendapat ujian berat saat nyawa seseorang  yang mulai dekat pada keluarga mereka dalam ancaman bahaya … karena dianggap telah mengusik ketenangan kehidupan kaum Mer – dunia Ingo yang sakral.

Tentang Penulis :
Helen Dunmore, lahir 12 Desember 1952, lulusan Universitas York, ia adalah penulis yang aktif mengeluarkan novel, cerita pendek, puisi-puisi Inggris serta cerita anak yang menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah. Berbagai penghargaan diterima atas karya-karyanya, seperti The Society of Autor’s McKitterick Prize, The Orange Prize, The Cardiff International Poetry Prize, dan masih banyak lagi. Saat ini ia tinggal di Bristol, Inggris dan terus menghasilkan karya-karya tulis.

[ more about this author & related works, just check at here : Helen Dunmore | on Goodreads | on Wikipedia ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
11th Book in What’s A Name Challenge
18th Book in Finding New Author Challenge
50th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

3 comments:

  1. Nama : Dian S
    Email : dian.sagit4@gmail.com
    Aku suka tema novel ini, tentang dunia laut, tentang duyung. Sangat menarik, dan reviuwnya bikin penasaran. :D

    ReplyDelete
  2. Biondy | biondyalfian[at]yahoo[dot]com | Suka sama tema duyung yang diangkat. Sudah lama penasaran sama novel ini sih :D

    ReplyDelete
  3. Nama: Khairisa | E-mail: plizz.dont.make.me.sad@gmail.com | Alasan:
    Putri duyung dan dunia kerajaan laut yang misterius dan "menggoda" sepertinya merupakan cerita yang bakal memikat xD Setelah tahu ceritanya juga saya makin penasaran^^

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...