Translate

Saturday, May 3, 2014

[ Prolog ] : Blog Tour "FINALE by Becca Fitzpatrick"

[ Prolog ] : A BLOG TOUR 
of
"FINALE"

Hi ...hi !!
Sudah pada tahu di bulan Mei ini blg ‘Alice’s Wonderland’ bakal bagi-bagi Hadiah bagi para follower setia. Yang pertama ada A BIRTHDAY BASH & BLOGOVERSARY dengan aneka pilihan Hadiah Buku yang berlangsung selama sebulan penuh. Kemudian tanggal 5 – 7 Mei (Senin-Selasa) di blog ini akan kedatangan ‘tamu’ khusus, melalui event Blog Tour FINALE karya Becca Fitzpatrick terbaru dari seri Hush, Hush. 

Blog Tour ini selain bertujuan memperkenalkan sekaligus promosi buku terbaru terbitan @fantasiousID juga ajang berbagi kebahagiaan dan kesenangan bagi pecinta buku. Bagaimana tidak asyik, jika penerbit membagi-bagikan 2 (dua) buku FINALE + Tote Bag secara GRATIS bagi pemenang yang beruntung melalui 4 blog host ( @dinabegum ; @lucktygs ; @HobbyBuku ; @peri_hutan ) yang berlangsung semenjak tanggal 28 April – 10 Mei ....wuiiihhh, berarti total ada 8 (delapan) buku FINALE yang belum beredar di toko buku akan menjadi milik kalian \(^0^)/



Event Blog Tour ini dibuka di blog mbak @dinabegum yang juga merupakan penerjemah FINALE pada tanggal 28-30 April. Di sini kalian juga dapat membaca Prolog Part 1 dari FINALE dan telah terpilih 2 orang Pemenang yang beruntung. Bagi yang belum beruntung pada kesempatan pertama, jangan bingung, langsung saja meluncur di blog mbak @lucktygs untuk memperoleh Prolog Part 2 dan Giveaway FINALE yang berlangsung 1-3 Mei, semoga beruntung !! 

Dannnn ... jangan lupa untuk ikut meramaikan di blog ‘Alice Wonderland’ ya, mulai hari Senin-Rabu (tanggal 5-7 Mei). TIPS : Untuk memastikan kalian mudah mengikuti informasi sepanjang event ini, plus memperbesar kemungkinan untuk menang, follow akun twitter ke-4 host Blog Tour FINALE dan penerbit @fantasiousID (^_^) ... sembari menunggu dimulainya Blog Tour hari Senin, yuk simak ‘sekilas info’ tentang Hush, Hush Saga.

COVER REVEALED :
“HUSH, HUSH SAGA” by Becca Fitzpatrick

HUSH, HUSH
Bagi Nora Grey, jatuh cinta tak ada dalam kamusnya. Dia bukan cewek yang gampang tertarik dengan cowok di sekolah. Betapa pun sahabatnya, Vee, tak jarang menyodorkan cowok-cowok kepadanya. Patch pun datang, semua berubah. Nora jatuh cinta kepadanya meskipun akal sehatnya melarang. 
Tetapi setelah serangkaian kejadian menyeramkan, Nora menjadi tak yakin, siapa yang harus dipercayai. Sepertinya Patch hadir di mana pun ia berada. Cowok ini tahu banyak tentang dirinya, melebihi sahabat Nora sendiri. Ia tak bisa memutuskan, apakah ia ingin jatuh ke dalam pelukan Patch, ataukah harus melenyapkan diri. Dan ketika berusaha memperoleh jawaban, Nora menemukan sekelumit fakta yang justru membuatnya resah, lebih dari yang ditimbulkan Patch selama ini terhadap dirinya. 
Betapa tidak, Nora berada di tengah pertempuran yang telah berjalan berabad-abad antara malaikat yang dilempar ke bumi dengan Nephil—makhluk separuh manusia, separuh malaikat. Waktu memilih pun tiba, keputusan harus diambil, nyawa milik siapa yang harus diserahkan?

CRESCENDO
Kehidupan Nora Grey masih jauh dari sempurna. Bertahan dari upaya pembunuhan tidaklah menyenangkan. Setidaknya, dia memiliki Patch, malaikat pelindung yang luar biasa keren. Tapi perilaku Patch semakin tidak terbaca saja. Parahnya lagi, sekarang dia banyak menghabiskan waktu dengan musuh bebuyutan Nora, Marcie Millar. Seandainya Patch tetap dekat dengannya, mungkin Nora tidak akan menggubris Scott Parnell, teman lama Nora yang sekarang pindah kembali ke Coldwater. Entah bagaimana Nora sering terlibat dengannya, mungkin karena Nora merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh  Scott.
Seolah semua itu belum cukup, Nora dihantui bayangan ayahnya yang dibunuh. Dia jadi bertanya-tanya, apakah darah Nephilim yang mengalir dalam tubuhnya berkaitan dengan kematian sang ayah? Keinginan Nora membongkar misteri itu membuatnya terjerumus ke dalam situasi yang semakin berbahaya. Tapi mungkin ada hal-hal yang sebaiknya dibiarkan tersembunyi. Karena kebenaran bisa menghancurkan segalanya-dan semua orang - yang dipercayainya

SILENCE
Nora Grey tidak ingat kejadian yang dialaminya selama lima bulan terakhir. Seseorang memberi tahu kalau dia telah menghilang selama berminggu-minggu. Di mana atau bersama siapa dia selama itu, Nora tidak tahu. Namun, Nora berusaha melanjutkan kehidupannya kembali. Dia pergi sekolah, mengobrol dengan sahabatnya, Vee, dan menghindari pacar baru ibunya yang menakutkan. Tetapi, ada sebuah suara yang terus mengiang-ngiang dalam benaknya. Sebuah gagasan yang nyaris bisa dia tarik dan sentuh. Juga bayangan sayap malaikat dan makhluk-makhluk non-duniawi yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan yang dikenalnya. Belum lagi perasaan yang sulit disingkirkan itu. Bahwa dirinya tidak seperti dulu lagi—ada sesuatu yang menghilang. Kemudian dia bertemu dengan orang asing yang seksi. Anehnya, Nora merasa ada hubungan di antara mereka berdua. Lelaki itu seolah memiliki semua jawaban... sekaligus hatinya. Menit demi menit bersama dengannya, perasaan Nora semakin bergelora. Sampai dia menyadari kalau dia bisa jatuh cinta. Sekali lagi !

FINALE
Prolog Part I
Scott tidak percaya hantu. Orang mati akan tetap berada di kuburan. Namun, terowongan-terowongan saling-silang di bawah Taman Bermain Delphic, yang bergema dengan suara bisikan menggerisik, membuatnya berpikir ulang. Dia tidak senang karena pikirannya melayang ke Harrison Grey. Dia tidak ingin diingatkan pada perannya dalam pembunuhan seorang laki-laki. Embun menetes dari langit-langit yang rendah. Scott membayangkan darah. Api dari obornya menimbulkan bayangan yang bergerak-gerak di dinding, berbau tanah segar dan dingin. Dia membayangkan kuburan. Embusan sedingin es menggelitik tengkuk. Dari atas bahunya, lama dia memandang kegelapan dengan sangsi.
Tidak ada yang tahu kalau dia sudah bersumpah kepada Harrison Grey untuk melindungi Nora. Karena dia tidak bisa mengatakan, “Maafkan aku, Bung, karena membuatmu terbunuh,” secara langsung, dia lalu bersumpah untuk melindungi putri Harrison. Memang, itu tidak sepadan dengan meminta maaf secara kesatria, tetapi itu hal terbaik yang terpikir olehnya. Scott bahkan tidak yakin sumpah terhadap orang mati ada pengaruhnya. Namun, suara menggema di belakang membuatnya berpikir memang ada pengaruhnya.
“Ikut tidak?” Scott hanya bisa melihat garis pundak Dante di depan. “Berapa lama lagi?” “Lima menit.” Dante terkekeh. “Takut?”
Banget.” Scott berlari-lari kecil untuk mengimbangi. “Apa yang terjadi di pertemuan? Aku belum pernah melakukan ini,” tambahnya, berharap tidak terdengar bodoh seperti yang dirasakannya.
“Para petinggi ingin bertemu Nora. Dia pemimpin mereka sekarang.”
“Jadi, kaum Nephilim sudah menerima bahwa Black Hand sudah mati?” Scott sendiri belum percaya benar. Black Hand seharusnya abadi. Semua Nephilim abadi. Jadi, siapa yang menemukan cara untuk membunuhnya?
Scott tidak menyukai jawaban yang terus-menerus terpikir olehnya. Jika Nora melakukan ini—Jika Patch membantu perempuan itu—
Tidak peduli seberapa hati-hatinya mereka menutupi jejak, mereka melewatkan sesuatu. Semua orang selalu begitu. Hanya soal waktu.
Jika Nora yang membunuh Black Hand, dia berada dalam bahaya. “Mereka sudah melihat cincinku,” jawab Dante.
Scott juga sudah melihatnya. Tadi. Cincin bertuah itu berdesis seakan-akan ada api biru yang terperangkap di bawah mahkotanya. Bahkan, sekarang benda itu memancarkan pendaran biru yang dingin. Menurut Dante, Black Hand telah meramalkan bahwa itu tanda-tanda kematiannya.
“Apa mereka sudah menemukan mayatnya?” “Belum.” “Dan, mereka tidak keberatan Nora memimpin?” Scott mendesak. “Dia tidak seperti Black Hand.”
( sumber : www.dinabegum.com )

Prolog Part II
“Nora mengucapkan sumpah darah kepadanya semalam. Sumpah itu berlaku saat Black Hand mati. Nora pemimpin mereka walaupun mereka tidak menyukai itu. Mereka bisa menggantikannya, tapi mereka akan menguji Nora dulu dan mencoba memahami mengapa Hank memilihnya.”
Scott tidak senang mendengarnya. “Dan, kalau mereka menggantinya?”  Dante menoleh sekilas, lalu memelototinya. “Dia harus mati. Ketentuan sumpah.”
“Kita tidak akan membiarkan itu terjadi.” “Tidak.”
“Jadi semua baik-baik saja?” Scott butuh kepastian bahwa Nora aman. “Selama dia bekerja sama.”
Scott ingat argumentasi Nora tadi. Aku akan menemui Nephilim. Dan, aku akan membuat posisiku jelas: Hank mungkin memulai perang ini, tapi aku yang akan menghentikannya. Dan, perang ini berakhir dalam gencatan senjata. Aku tak peduli kalau bukan itu yang ingin mereka dengar. Scott menekan batang hidungnya—banyak yang harus dikerjakannya.
Dia tersaruk-saruk maju sambil mewaspadai genangan air. Genangan-genangan itu bergelombang seperti kaleidoskop, dan genangan terakhir—yang tanpa sengaja ia injak—membuat kakinya basah hingga ke mata kaki. “Kubilang kepada Patch kalau aku tidak akan membiarkan Nora lepas dari pengawasanku.” Dante mendengus. “Takut juga kau kepada orang itu?”
“Tidak.” Padahal, dia takut. Dante juga pasti takut, kalau dia mengenal Patch. “Mengapa Nora tidak datang ke pertemuan bersama kita?” Keputusan berpisah dari Nora membuatnya gelisah. Dia memaki diri sendiri karena tidak bersikeras menentangnya. “Aku tidak tahu kenapa kita melakukan separuh dari yang kita kerjakan. Kita prajurit. Kita menerima perintah.”
Scott ingat kata-kata perpisahan Patch kepadanya. Nora berada di bawah pengawasanmu. Jangan mengacau. Ancaman itu merasuk hingga ke balik kulitnya. Patch pikir hanya dia yang memedulikan Nora, padahal tidak. Nora sudah seperti seorang adik bagi Scott. Dia membela Scott pada saat orang lain tidak, dan bisa membujuknya agar turun dari langkan. Secara harfiah.
Mereka punya ikatan, dan bukan “ikatan” semacam itu. Scott menyayangi Nora lebih dibandingkan perempuan mana pun yang pernah dikenalnya. Nora tanggung jawabnya. Kalau perlu, dia akan bersumpah demikian kepada almarhum ayah Nora.
Dia dan Dante masuk semakin dalam ke terowongan, dinding-dinding semakin sempit sampai menggesek pundak mereka. Scott berjalan miring untuk masuk ke lorong berikutnya. Gumpalan-gumpalan tanah rontok dari dinding, dan dia menahan napas, separuh menyangka langit-langit runtuh seluruhnya dan mengubur mereka.
Akhirnya, Dante menyentakkan pegangan pintu yang berbentuk cincin, lalu seketika sebuah pintu muncul dari dinding.
Scott mengamati ruangan luas di dalamnya. Dinding tanah, lantai batu yang sama. Kosong. “Lihat ke bawah. Tingkap,” kata Dante.
Scott melangkah dari tingkap yang tertutup batu, lalu menyentakkan pegangannya. Suara-suara keras terdengar dari celah yang terbuka. Tanpa memakai tangga, dia menjatuhkan diri ke dalam lubang, mendarat tiga meter di bawah.
Dia langsung mengamati ruangan penuh sesak yang mirip gua itu. Laki-laki dan perempuan Nephilim mengenakan jubah hitam bertudung membentuk lingkaran kecil mengelilingi dua sosok yang tidak bisa dilihat Scott dengan jelas. Perapian berkobar di satu sisi. Sebuah besi cap yang dimasukkan ke batu bara berpendar oranye karena panas.
“Jawab aku,” bentak suara bergetar orang tua di tengah lingkaran. “Apa status hubunganmu dengan malaikat terbuang yang mereka panggil Patch? Apa kau siap untuk memimpin Nephilim? Kami harus tahu bahwa kami mendapatkan kesetiaan penuh darimu.” 
... bersambung ke Prolog PART 3 di ‘Alice’s Wonderland’ ...

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...