Books
“KELUARGA FLOOD : TETANGGA MENYEBALKAN”
Judul Asli : THE FLOODS : NEIGHBOURS
[
book 1 of THE FLOODS Series ]
Text copyright © 2005,
Colin Thompson
Illustration inside
copyright © 2005, Colin Thompson
Penerbit Atria
Alih Bahasa : Shinta
Harini
Editor : Fery Halim
Layout : Suharyono
Cetakan II : September
2007 ; 195 hlm ; ISBN 978-979-1112-17-8
Rate : 3 of 5
Jika kau kebetulan sedang
melewati jalan Acacia Avenue, jangan lupa untuk memperhatikan secara khusus
rumah no. 13, atau lebih mudah jika mencari sebuah rumah yang ‘berbeda’
penampilannya dibandingkan rumah-rumah di sepanjang tersebut. Namun hati-hati,
jangan pernah memasuki atau sekedar menyelinap secara diam-diam dan
menginjakkan kaki di pekarangan rumah tersebut. Kecuali dirimu memang mencari
‘petualangan’ yang tak terlupakan – yang bisa berbuntut pada kematian secara
perlahan-lahan. Jangan salah menduga tentang para penghuni Acacia Avenue No.
13, karena mereka sebenarnya sangat baik hati, kecuali terhadap makhluk-makhluk
yang dianggap menjijikan dan mengganggu kenyamanan dan ketenangan hidup mereka.
Dan jika kebetulan entah mengapa dirimu bisa ‘berteman’ dengan mereka, dijamin
banyak sekali keuntungan serta kelebihan yang bisa kau peroleh. Penasaran ? Yuk
berkenalan langsung dengan mereka ...
Meet The Floods, yang
berasal dari pasangan penyihir Nerlin dan Mordonna Flood. Mereka berasal dari
suatu tempat yang sangat jauh dan tidak tercantum dalam peta mana pun (jadi
jangan buang waktumu untuk mencarinya). Pasangan ini memiliki anak-anak yang
sangat unik dan menarik. Si sulung Valla yang kini berusia 22 tahun, bekerja di
bank darah sesuai panggilan hatinya (karena ia sangat-sangat-sangat menyukai
darah, terutama yang segar dalam kantong transfusi), Satanella (16 tahun)
seharusnya terlahir sebagai gadis yang menarik, alih-alih karena kesalahan yang
terjadi saat ia lahir, akhirnya berwujud seperti seekor anjing mungil (dan ia
tak mau dirubah kembali karena terlalu menyukai kehidupan sebagai seekor anjing,
dengan obsesi mengejar-menangkap-ekornya).
Anak ketiga diberi nama
Merlinmary (15 tahun) karena tidak diketahui secara jelas apa jenis kelaminnya
(masalahnya sekujur tubuhnya ditutupi oleh rambut yang sangat tebal, dan janga
pernah mencoba memegangnya, kecuali ingin merasakan disetrum listrik tegangan
tinggi). Winchflat – putra, anak ke-4, bisa dikatakan terlahir sebagai super
jenius. Di usianya ke-14, ia telah berhasil menciptakan aneka penemuan ajaib
dan sangat berguna untuk berbagai kegiatan. Menyusul si kembar Morbid dan
Silent (11 tahun), yang serupa bak dua bocah berhadapan di depan cermin, meski
hanya salah satu dari mereka yang suka berbicara dan satunya lebih memilih
berbicara dalam benaknya sendiri. Si bungsu Betty (10 tahun) adalah satu-satunya
anak yang memiliki penampilan fisik layaknya gadis cilik yang cantik dan
normal. Namun jangan pernah meremehkan penampilan Betty, karena ia juga
memiliki kemampuan sihir (terutama jika sedang jengkel atau marah terhadap
seseorang) – karena celakanya, sihir Betty bisa dikatakan bersifat ‘labil’
alias ia sendiri tak mampu mengendalikan kekuatannya.
[ source ] |
Selain mereka, masih ada
nenek Flood yang dulunya adalah Ratu Scratchrot, yang memilih menghabiskan
waktunya untuk dikubur di pekarangan kediaman mereka. Nenek Flood sangat
menyukai kuburannya, yang tenang dengan fasilitas jaringan TV Cable dan
internet, serta konsumsi yang rutin dikirim oleh keluarganya. Tak jarang muncul
makhluk-makhluk yang tersesat di pekarangan tersebut, menjadi santapan lezat
bagi sang nenek. Nah, mereka tidak jauh berbeda dengan keluarga lainnya, selain
kebiasaan menghisap darah, menyihir jerawat dan bisul di wajah orang-orang yang
mengusik mereka (ini biasa dilakukan oleh Betty) atau lebih menyukai acar
cicak, lutut kodok, abon peri rasa lintah ketimbang burger dan pai daging. Keluarga
Flood hidup dengan damai dan tenang bersama para tetangga mereka, hingga muncul
keluarga Dent yang menjadi tetangga sebelah rumah kala mereka menempati Acacia
Avenue no. 11.
Sayangnya keluarga Dent
bukanlah jenis yang disukai, bahkan keluarga Flood yang cukup unik pun
terganggu dengan tingkah laku mereka. Mr. Dent yang menjadikan ‘kemalasan’
sebagai kegemaran utama dalam hidupnya, Mrs. Dent yang memilih menikmati acara
televisi ketimbang memperhatikan keluarganya, dan kedua anaknya, Tracylene dan
Dickie, biang onar di sekolah maupun lingkungan sekitar mereka. Hingga akhirnya
kesabaran keluarg Flood habis, dan sebuah rencana untuk ‘melenyapkan’ gangguan
tersebut mulai dijalankan ... satu demi satu. Jika dirimu bukan termasuk
‘pemberani’ – jangan teruskan membaca kisah ini, atau bisa jadi dirimu justru
terbahak-bahak menyaksikan ‘pengalaman’ keluarga Dent kala berhadapan dengan
keluarga Flood. Yang jelas kisah ini berakhir dengan ‘happy-ending’ (terutama
bagi salah satu dari kedua keluarga tersebut).
[
more about this author & related works, just check at here : Colin Thompson | on Goodreads
| on Wikipedia ]
~ This Post are include in
2014 Reading Challenge ~
43th Book in
What’s A Name Challenge
161th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/