Judul Buku : FLY BY NIGHT
[
book 1 of FLY BY NIGHT Series ]
Copyright © by Frances Hardinge
Penerbit : QWERTY ( Kelompok Penerbit Matahati )
Alih Bahasa : Maria M. Lubis
Editor : Endah Sulwesi
Cetakan I : Agustus 2010 ; 412 hlm ; ISBN 978-602-9760-415
Rate : 4.5 of 5
~ WARNING : SNEAK PEEK ALERT !! ~
Di suatu tempat yang dikenal sebagai Negeri Terbelah, hidup
seorang gadis berusia duabelas tahun bernama Mosca yang hidup sebatang kara,
menumpang dan terpaksa bekerja pada satu-satunya sanak yang masih ada. Namun
kehidupannya yang senantiasa monoton dan membosankan, akan mengalami perubahan
besar. Dimulai dengan kemunculan sosok bernama Eponymous Clent, penyair puitis
yang mampu memukau banyak orang dengan kata-kata, kalimat, serta kisah yang
dijalin dengan tatanan kosa kata yang jarang didengar oleh penduduk Chough.
Hanya satu orang yaitu Mosca – putri sang Ahli Cetak Quilllam Mye, saat mendengarkan
kalimat-kalimat tersebut bagaikan mendapat ‘makanan’ akan kelaparan kata-kata
tersebut, karena semenjak kecil sering
mendengar serta melihat karya ayahnya, hingga ia meninggal dunia dan
karya-karya serta kumpulan buku-bukunya dihanncurkan, dibakar oleh penduduk
yang takut akan kekuatan kata-kata terlarang. Mosca memutuskan melarikan diri dari kurungan paman dan bibinya,
membebaskan Mr. Clent – yang sedang dikurung menanti hukuman akibat adanya
‘hasutan’ tamu asing di kediaman pemimpin Chough.
Dengan penuh tekad, Mosca bersama sahabatnya Saracen – angsa
jantan yang galak hingga anjing-anjing pun takut kepadanya, mengikuti Mr. Clent
menuju Mandelion : kota asal ayahnya sebelum ia dibuang oleh pemerintah. Tanpa
diduga, di dalam perjalanan mereka bertemu dengan orang-orang yang akan merubah
bukan hanya nasib mereka masing-masing, tapi juga masa depan dari kehidupan
Negeri Terbelah. Mosca yang terbiasa hidup sebagai gadis yang tak pernah
dipedulikan, telah belajar untuk menjaga dirinya dan senantiasa waspada
terhadap kondisi sekelilingnya.
Termasuk saat ia menaruh kecurigaan akan niat serta tingkah laku
Mr. Clent yang misterius. Suatu ketika ia akhirnya mendapati bahwa Eponymous
Clent adalah mata-mata dari Ahli Cetak, yang terjun ke lapangan guna mencari
tahu sumber dan pelaku Percetakan Gelap – suatu kegiatan ilegal semenjak para
Ahli Cetak menerapkan hukum bahwa hanya buku-buku yang dicetak dengan simbol
dan persetujuan para Ahli Cetak yang boleh beredar di masyarakat. Mosca
mengetahui sejarah masa lalu negaranya dari cerita ayahnya, di mana dahulu kala
negeri ini diperintah oleh seorang raja, hingga ia digulingkan dari tahta dan
dipenggal.
Karena satu-satunya keturunan juga meninggal mendadak, maka selama
beberapa lama, pemerintahan dikendalikan oleh Parlemen sembari mencari ahli
waris penerus tahta. Namun perselisihan akan siapa yang harus berkuasa
berlanjut hingga duapuluh tahun lebih. Sampai muncul Para Penangkap Burung –
yang berperan sebagai pendeta yang memberikan pencerahan serta menangkap para
pengacau, hingga kekuasaan yang demikian besar mempengaruhi mereka dan
menyingkirkan semua orang, termasuk pimpinan agama serta gereja-gereja lainnya
dengan alasan bahwa mereka melakukan praktek terlarang.
Penduduk ketakutan, tidak berani berdoa, membaca dan menulis,
karena khawatir ditangkap dan tak akan pernah kembali – saat-saat yang dikenal
dalam sejarah sebagai Masa Kelam. Hingga akhirnya setelah sekian lama, teror
tersebut dihentikan oleh gabungan kekuatan para Serikat Pekerja, berhasil
mengalahkan kekuasaan Para Penangkap Burung dan konspirasi kaum Bangsawan. Dan
saat ini, di mana kekuasaan mutlak tidak berada ditangan satu pihak, namun
terbagi antara Serikat Ahli Cetak, Serikat Perajin Kunci, Serikat Pekerja Air
dan sebagian kaum Bangsawan yang dipimpin oleh Duke Mandelion – Vocado
Avourlace.
Sang Duke yang mengalami kegilaan karena
ditolak lamarannya oleh Ratu Kembar, hingga tanpa
sadar ia dikendali kan oleh adiknya – Lady Tamarind, yang juga melakukan
gerakan bawah tanah demi memperoleh kekuasaan mutlak. Mosca yang hanya
menginginkan impiannya terwujud, bisa bersekolah, membaca buku-buku secara
bebas, mempelajari semua hal-hal baru ( sesuatu yang terlarang bagi seorang
gadis pada era tersebut ), akhirnya terbelit dalam situasi yang membahayakan
nyawanya, konspirasi besar yang telah disusun bertahun-tahun memperebutkan
kekuasaan. Semula ia hanya bermaksud melakukan ‘tindakan benar’ dengan
melaporkan ‘pembunuhan’ yang tanpa sengaja dilihatnya.
Namun ketika menyusup mencari bukti-bukti
memberatkan yang dapat dimanfaatkan oleh Lady Tamarind, hingga akhirnya Mosca
menyadari bahwa tidak kebenaran, yang ada hanya permaianan kotor yang
menjerumuskan banyak orang. Maka Mosca harus mengambil keputusan sendiri,
langkah apa yang harus dilakukan demi memperbaiki semua yang terlanjur terjadi
… akibat campur-tangannya. Mosca tidak dapat mempercayai siapa pun dan ia harus
berjuang, memutar otak demi mengalahkan pihak-pihak yang lebih kuat dan lebih banyak.
Bagaimana pun, ia adalah putri Quillam Mye – Ahli Cetak terkenal yang tak kenal
putus asa dan penuh akal hingga saat terakhir …
Random Thought :
Well, semula ku-kira ini sekedar kisah fantasi ringan belaka,
namun bacaan ini lumayan berbobot karena berdasarkan suatu konflik politik yang
berlangsung puluhan tahun. Melalui sosok gadis cilik bernama Mosca, penulis
berusaha menyampaikan “suara” atas kebebasan berkarya, kebebasan berpikir,
kebebasan melakukan apa pun sebagai layaknya makhluk hidup. Yang cukup unik,
meski di sana-sini menyiratkan suatu bentuk modernisasi dalam bentuk
pemerintahan, penulis mampu menjalin kisah ini dengan melibatkan hikayat serta
pagan-pagan yang bukan sekedar menekankan pada kepercayaan kuno tapi juga
mengingatkan kita bahwa dalam kehidupannya, manusia membutuhkan pegangan hidup
berupa Keyakinan akan Sesuatu.
~ Mosca by @ tealin ~ |
" I DON'T WANT A HAPPY ENDING, I WANT MORE STORY " __ Mosca
Jika manusia tidak memiliki hal tersebut, maka mereka akan mudah
terombang-ambing dan dipengaruhi ketakutan akan Hukuman atau dalam kisah ini
digambarkan sebagai Konsekuensi dari Jantung ( = kemungkin besar penulis
merujuk pada Yang Kuasa ). Dengan membangun konflik demi konflik dan
menjalinkan bak kisah spionase gaya fantasi, maka tak heran meski ini merupakan
karya pertamanya, penulis memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai negara.
Membaca kisah ini merupakan suatu hiburan tersendiri karena gambaran
‘mengerikan’ mampu dituang dalam kisah yang ‘indah’ … tanpa menghilangkan
fakta-fakta, justru mengingatkan diri kita akan kenyataan yang hingga saat ini
masih terjadi.
~ Frances Hardinge ~ |
Jaman boleh berubah, namun kegiatan serta oknum-oknum yang
bermaksud merampas kebebasan serta hak makhluk hidup lain masih terus
berlangsung hingga ada yang berani melakukan perlawanan. Sungguh diri-ku iri
sekaligus ‘membatin’ – apakah sanggup melakukan keberanian yang ditunjukkan
oleh karakter gadis cilik bernama Mosca ini… dan tak terbayangkan jika ada
tempat seperti kisah ini, tidak ada buku, tidak ada bacaan, tidak boleh
menulis, tidak boleh membaca, dan diskriminasi bahwa kaum perempuan tak layak
memperoleh hak dan kesempatan yang sama dengan kaum pria, duhhh … sungguh suatu
kisah yang sangat tajam dan berani tanpa tedeng aling-aling !!!
[ more about this author & related works,
just check at here : Frances Hardinge
| on
Goodreads | at Twitter
]
~
This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
59th
Book in Finding New Author Challenge
155th
Book in TBRR Pile
Best
Regards,
Hobby
Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/