Books
“PRETTIES”
Judul Asli : PRETTIES
[
book 2 of UGLIES Series ]
Copyright © 2005 by Scott
Westerfeld
Penerbit Matahati
Alih Bahasa : Yunita
Candra S.
Editor : Lulu Fitri Rahman
Proofreader : Barokah
Ruziati
Desain sampul :
vbi_djenggotten
Cetakan I : Oktober 2010 ;
384 hlm ; ISBN 978-602-85-9021-1
Rate : 4 of 5
~ WARNING : SNEAK PEEK
ALERT !! ~
Tanpa disengaja tindakan
Tally untuk menyelamatkan Smoke justru memicu kedatangan Special Circumstances
yang segera meringkus para pelarian ini. Demi menolong Shay dan teman-teman
barunya yang tertangkap, Tally berangkat kembali ke kota dengan misi baru :
menjalani operasi Rupawan sekaligus membuka jalan proyek khusus menemukan obat
yang mampu menyembuhkan kondisi ‘menghilangnya’ sebagian besar dari otak
terutama yang menyangkut ingatan masa lalu sebagai kaum buruk rupa. Bersama
David dan sisa anggota Smoke yang selamat, Tally bersedia menjadi kelinci
percobaan obat eksperimen agar pemerintah tidak bisa berlalu semena-mena
terhadap penduduknya. Namun proses ini tidak mudah, karena Tally juga mengalami
operasi yang menghilangkan ingatan serta pengetahuan terakhir semasa di Smoke.
Berkat operasi yang membuatnya menjadi Rupawan, Tally menjalani kesenangan
hidup bersama Shay, Peris dan kelompok barunya di Kota Rupawan Baru.
Kelompok Crim adalah
kelompok rupawan eksklusif yang tak melupakan masa-masa menyenangkan sebagai
buruk rupa. Dibawah pimpinan Zane – cowok yang kerap menantang bahaya, Tally
menemukan kebahagiaan tersendiri, terutama semenjak hubungannya dengan Zane
semakin erat. Ternyata Zane memiliki kecurigaan tentang ‘ingatan’ hilang pada
sebagian besar kaum Rupawan, dan ketika Tally menerima kontak pertama dari
anggota Smoke yang berhasil menyusup ke dalam Kota Rupawan Baru, keduanya
bersama-sama mencoba obat eksperimen yang dikirimkan untuk mengobati ‘luka’
pada otak masing-masing akibat operasi yang dilakukan oleh pemerintah. Seiring
dengan perkembangan waktu, ingatan dan kesadaran Tally mulai pulih secara
perlahan-lahan. Bersama dengan Zane, mereka menyebarkan informasi dan
kebenaran, tentang Smoke dan kehidupan di luar, tentang berita-berita miring
kaum pemberontak yang dianggap sebagai pengacau. Kelompok Crim yang selalu
menantang bahaya, kini mulai berubah menjadi pemberontak melalui gerakan bawah
tanah di bawah pengawasan langsung pemerintah dan Special Circumstances.
Sayangnya keberhasilan
misi untuk mempengaruhi semakin banyak kaum Rupawan, berdampak buruk pada
hubungan Tally dan Shay. Terutama semenjak Shay secara perlahan mulai mengingat
‘pengkhianatan’ Tally terhadap dirinya, kala David justru lebih memperhatikan
dirinya yang baru muncul alih-alih Shay yang telah lebih lama mengenalnya, juga
aksi Tally yang menyebabkan kelompok Smoke tertangkap dan terbunuh. Shay
menyalahkan Tally, dan amarah serta kemurkaan itu bukan sekedar situasi sesaat
yang kemudian membaik, karena Shay berubah total menjadi sosok yang keji, manipulatif
dan haus darah. Perpecahan terjadi dalam kelompok Crim kala Shay membentuk
kelompok tersendiri – dengan misi menghancurkan pihak-pihak yang menghalangi
mereka. Perang segera dimulai. Kubu-kubu terbentuk. Masyarakat mulai menyadari
ada ketidak-beresan dalam dunia mereka yang tampak sempurna. Pihak pemerintah
diambil alih sepenuhnya oleh Special Circumstances, yang menerapkan strategi
militer dan kekerasan terhadap mereka yang melawan. Bagaimana kelangsungan
dunia yang harus dihadapi oleh Tally dan kawan-kawannya ?
“Keindahan dunia ... memiliki dua sisi, yang satu penuh canda tawa, yang satu lagi kesedihan, yang bisa melukai hati.” [ ~ A Room of One’s Own by Virginia Woolf ]
Buku kedua ini semakin
seru dan penuh adegan menegangkan sekaligus intense. Dunia yang awalnya hanya
terbagi antara kaum buruk rupa dan kaum rupawan, kini terpecah-belah,
menunjukkan jati diri masing-masing. Dunia Tally Youngblood juga digambarkan
mengalami guncangan, kala ia harus memilih antara Shay dan kaum pemberontak,
antara Zane dan David. Sebuah revolusi mendatangkan perubahan total pada sistem
dilakukan demi alasan perbaikan ke arah yang lebih baik. Namun dalam proses
bisa dipastikan jatuh korban tak bersalah, terjebak dalam situasi yang acapkali
menyulut peperangan membela keyakinan dan ideologi masing-masing. Kisah ini
juga menyoroti sudut pandang para ilmuwan yang mengejar pengetahuan baru dengan
melakukan eksperimen terhadap manusia. Bagaimana jika dibentuk suatu komunitas
dimana para penghuninya dipaksakan hidup di alam liar tanpa bantuan saran dan
prasarana, maupun pemahaman tentang tehnologi. Dan di bagian lain, para
penghuninya diberikan pemahaman bahwa kehidupan serba modern (dengan aliran
ultra-modernisasi) termasuk operasi perombakan total merupakan suatu kebutuhan
alih-alih sekedar kebebasan untuk memilih. Just makes me so curious to find-out
what’s gonna happen next !!
[
more about this author & related works, just check at here : Scott Westerfeld |
on Goodreads |
on Wikipedia | at Twitter ]
~ This Post are include in
2014 Reading Challenge ~
173th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/