Translate

Wednesday, July 2, 2014

Books "SPELLBOUND"

Books “SPELL BOUND”
Judul Asli : SPELLBOUND
[ book 3 of HEX HALL Series ]
Copyright © 2012 Rachel Hawkins
Penerbit Ufuk Fiction / Fantasious
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Helena Theresia
Proofreader : Gita Nuari
Desain Sampul : Jennifer Jackman
Lay-out & re-desain : Husni Kamal – Ufukreatif Design
Cetakan I : Desember 2012 ; 408 hlm ; ISBN 978-602-7812-05-5
Rate : 3 of 5

Sepanjang sejarah Kaum Prodigium yang dikenal secara luas, kaum mereka merupakan kelompok yang memiliki keunggulan dan kekuatan tersendiri, dan harus menjalani peperangan sepanjang masa dengan kaum lain yang mengincar kekuatan Prodigium. Dari sekian banyak musuh, yang paling tangguh dan tak kenal lelah memburu dan menghabisi kaum Prodigium adalah Mata (L’Occhio di Dio) – organisasi rahasia dari Itali yang memiliki serdadu tangguh dengan keahlian bela diri yang sangat tinggi, dan yang lain adalah Klan Brannick (penyihir putih) dari Irlandia yang membaktikan segenap hidupnya untuk menghabisi kaum Prodigium.



Itulah yang diketahui oleh Sophie sepanjang masa pendidikannya di Hex Hall. Dan hal itu pula yang senantiasa didengungkan dan ditanamkan dalam benak kaum Prodigium mulai usia belasan. Kini, Sophie mendapati semua itu tidak sepenuhnya benar. Karena dalam organisasi Mata ada sosok yang ia kasihi dan fakta mengejutkan lainnya, dirinya juga memiliki hubungan erat dengan Klan Brannick – mereka adalah kerabat dekatnya !! Dewan Prodigium yang diagungkan dan merupakan panutan, justru berbalik dan menunjukkan ‘wujud-asli’ niat mereka untuk menguasai dunia melalui segala cara, termasuk ‘menghidupkan’ demon-demon yang merupakan monster dengan kekuatan mengerikan, tanpa bisa dikendalikan secara sepenuhnya.

“Setelah perang akbar antara Tuhan dan Lucifer, malaikat-malaikat yang menolak untuk memilih berada di pihak siapa dibuang dari surga. Satu kelompok memilih untuk menyembunyikan diri di bawah perbukitan dan hutan belantara dan mereka menjadi peri. Kelompok lain memilih untuk hidup di antara binatang dan menjadi shapeshifter. Dan kelompok terakhir memilih untuk berbaur dengan umat manusia dan menjadi penyihir.” ( p. 35 )
Saat segalanya terkuak, tak dapat ditunda-tunda lagi, dimulailah peperangan mengerikan mengulangi sejarah masa lalu peperangan yang memakan korban ribuan di antara kedua belah pihak. Sophia ‘Sophie’ Mercer – keturunan James Atherton (warlock hitam dan demon) serta Grace Mercer / Brannick (penyihir putih), menjadikannya setengah demon setengah penyihir, tanpa diduga memiliki kemampuan dahsyat dalam dirinya. Kini ia dihadapkan pada pilihan sulit dimana kemampuannya diperebutkan oleh berbagai pihak, untuk dijadikan alat demi memenangkan peperangan serta perebutan kekuatan sihir yang sangat besar sekaligus menakutkan. Tatkala ia harus memilih antara kehilangan nyawa orang-orang yang mulai dekat dan ia kasihi, dengan pengorbanan nyawanya sendiri ... manakah yang akan ia pilih ? 

“Kutu kupret makan karet” – meminjam makian Sophie (yang terus terang membuatku penasaran akan makian dengan bahasa aslinya), maka kisah terakhir dari perjalanan petualangan Sophie dan kawan-kawannya, berakhir dengan ending yang membuatku ‘gregetan’ karena tak sesuai bayangan imajinasiku dan terus terang sedikit ‘menggantung’ dan dipaksakan menjadi semi-happy-ending. Dengan kisah-kisah pendahuluan yang menjanjikan aneka karakter unik serta pamer kemampuan sihir yang menakjubkan, entah mengapa justru pada saat pertarungan akbar nyaris berkesan datar, sama sekali tidak ada kesan khusus yang tertinggal setelahnya (kecuali satu hal yang membuatku menyesal setengah mati karena ... *spoiler*...).

Satu-satunya yang membuatku cukup terhibur, kehadiran Brannick Bersaudari, saudara sepupu Sophie yang asik, dan ternyata karakter mereka dibuat menjadi serial yang berbeda oleh penulis (nah, membuat diriku penasaran tingkat tinggi untuk menyimak perkembangan Izzy dan Finley Brannick, gadis-gadis pembasmi makhluk supranatural yang menyimpang ala Van Helsing). Bahkan keberadaan Jenna Talbot – vampir gothic lesbian, sahabat Sophie cukup menarik minatku dibandingkan kisah perjalanan Sophie menjelang akhir kisah trilogi Hex Hall ini. Entah apakah penulis memang sengaja meninggalkan banyak hal yang menimbulkan ‘tanda-tanya’ untuk membuka ‘jalan’ kisah pada serial lainnya, yang jelas untuk Spellbound dengan sangat terpaksa cukup 3 bintang yang bisa kuberikan *sigh* (-__-)

[ more about the author & related works, just check at here : Rachel Hawkins | on Goodreads | at Twitter | at Tumblr | Hex Hall Series ]

~ This Post are include in 2014 Features “Behind The Scenes #1 : Dina Begum”
~ 2014 Reading Challenge ~
127th Book in TBRR Pile

Best Regards,
Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...